Audio Surat Al-Anbiya 1-112
1
اِقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِيْ غَفْلَةٍ
مُّعْرِضُوْنَ ۚ
Iqtaraba lin-nāsi ḥisābuhum wa hum fī gaflatim mu‘riḍūn(a).
Telah makin dekat
kepada manusia perhitungan (amal) mereka, sedangkan mereka dalam keadaan lengah
lagi berpaling (darinya).
2
مَا يَأْتِيْهِمْ مِّنْ ذِكْرٍ مِّنْ رَّبِّهِمْ مُّحْدَثٍ اِلَّا
اسْتَمَعُوْهُ وَهُمْ يَلْعَبُوْنَ ۙ
Mā ya'tīhim min żikrim
mir rabbihim muḥdaṡin illastama‘ūhu wa
hum yal‘abūn(a).
Tidaklah diturunkan
kepada mereka peringatan yang baru dari Tuhan, kecuali mereka mendengarkannya
sambil bermain-main
3
لَاهِيَةً قُلُوْبُهُمْۗ وَاَسَرُّوا النَّجْوَىۖ الَّذِيْنَ
ظَلَمُوْاۖ هَلْ هٰذَآ اِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْۚ اَفَتَأْتُوْنَ السِّحْرَ
وَاَنْتُمْ تُبْصِرُوْنَ
Lāhiyatan qulūbuhum,
wa asarrun-najwal-lażīna ẓalamū, hal hāżā illā basyarum miṡlukum, afa ta'tūnas-siḥra wa antum tubṣirūn(a).
(dan)
hati mereka dalam keadaan lalai. Mereka, orang-orang yang zalim itu,
merahasiakan pembicaraan (dengan saling berbisik), “Bukankah (orang) ini (Nabi
Muhammad) tidak lain hanyalah seorang manusia seperti kamu? Apakah kamu
mengikuti sihir itu488) padahal kamu menyaksikannya?”
Catatan
Kaki
488) Yang mereka maksud dengan sihir di sini ialah
ayat-ayat Al-Qur’an.
4
قٰلَ رَبِّيْ يَعْلَمُ الْقَوْلَ فِى السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِۖ
وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Qāla rabbī
ya‘lamul-qaula fis-samā'i wal-arḍ(i), wa huwas-samī‘ul-‘alīm(u).
Dia (Nabi Muhammad)
berkata, “Tuhanku mengetahui (semua) perkataan di langit serta di bumi dan Dia
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
5
بَلْ قَالُوْٓا اَضْغَاثُ اَحْلَامٍۢ بَلِ افْتَرٰىهُ بَلْ هُوَ
شَاعِرٌۚ فَلْيَأْتِنَا بِاٰيَةٍ كَمَآ اُرْسِلَ الْاَوَّلُوْنَ
Bal qālū aḍgāṡu aḥlāmim baliftarāhu bal
huwa syā‘ir(un), falya'tinā bi'āyatin kamā ursilal-awwalūn(a).
Bahkan, mereka
berkata, “(Al-Qur’an itu buah) mimpi-mimpi kosong. Malah, dia (Nabi Muhammad)
merekayasanya. Lebih dari itu, dia seorang penyair. Maka, hendaklah dia
mendatangkan kepada kami suatu tanda (mukjizat) sebagaimana rasul-rasul yang
diutus terdahulu.”
6
مَآ اٰمَنَتْ قَبْلَهُمْ مِّنْ قَرْيَةٍ اَهْلَكْنٰهَاۚ اَفَهُمْ
يُؤْمِنُوْنَ
Mā āmanat qablahum min
qaryatin ahlaknāhā, afahum yu'minūn(a).
Tidak ada satu pun
(penduduk) negeri sebelum mereka yang telah Kami binasakan itu beriman,
(padahal telah Kami kirimkan bukti). Apakah mereka (penduduk Makkah) akan
beriman (jika Kami kirimkan bukti)?
7
وَمَآ اَرْسَلْنَا قَبْلَكَ اِلَّا رِجَالًا نُّوْحِيْٓ
اِلَيْهِمْ فَسْـَٔلُوْٓا اَهْلَ الذِّكْرِ اِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ
Wa mā arsalnā qablaka
illā rijālan nūḥī ilaihim fas'alū ahlaż-żikri in kuntum lā
ta‘lamūn(a).
Kami tidak mengutus
sebelum engkau (Nabi Muhammad) melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami
beri wahyu kepada mereka. Maka, bertanyalah kepada orang yang berilmu jika kamu
tidak mengetahui.
8
وَمَا جَعَلْنٰهُمْ جَسَدًا لَّا يَأْكُلُوْنَ الطَّعَامَ وَمَا
كَانُوْا خٰلِدِيْنَ
Wa mā ja‘alnāhum
jasadal lā ya'kulūnaṭ-ṭa‘āma wa mā kānū khālidīn(a).
Kami tidak menjadikan
mereka (para utusan) sebagai jasad yang tidak membutuhkan makanan. Mereka tidak
(pula) hidup kekal.
9
ثُمَّ صَدَقْنٰهُمُ الْوَعْدَ فَاَنْجَيْنٰهُمْ وَمَنْ نَّشَاۤءُ
وَاَهْلَكْنَا الْمُسْرِفِيْنَ
Ṡumma ṣadaqnāhumul-wa‘da fa
anjaināhum wa man nasyā'u wa ahlaknal-musrifīn(a).
Kemudian Kami tepati
janji kepada mereka (para utusan). Maka, Kami selamatkan mereka dan orang-orang
yang Kami kehendaki dan Kami binasakan orang-orang yang melampaui batas.
10
لَقَدْ اَنْزَلْنَآ اِلَيْكُمْ كِتٰبًا فِيْهِ ذِكْرُكُمْۗ
اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ ࣖ
Laqad anzalnā ilaikum
kitāban fīhi żikrukum, afalā ta‘qilūn(a).
Sungguh, Kami
benar-benar telah menurunkan kepadamu sebuah Kitab (Al-Qur’an) yang di dalamnya
terdapat peringatan bagimu. Apakah kamu tidak mengerti?
11
وَكَمْ قَصَمْنَا مِنْ قَرْيَةٍ كَانَتْ ظَالِمَةً وَّاَنْشَأْنَا
بَعْدَهَا قَوْمًا اٰخَرِيْنَ
Wa kam qaṣamnā min qaryatin kānat ẓālimataw wa ansya'nā
ba‘dahā qauman ākharīn(a).
Betapa banyak
(penduduk) negeri yang zalim telah Kami binasakan dan Kami lahirkan generasi
yang lain setelah mereka (sebagai penggantinya).
12
فَلَمَّآ اَحَسُّوْا بَأْسَنَآ اِذَا هُمْ مِّنْهَا يَرْكُضُوْنَ
ۗ
Falammā aḥassū ba'sanā iżā hum minhā yarkuḍūn(a).
Maka, ketika mereka
menyadari (dekatnya) azab Kami, tiba-tiba mereka melarikan diri darinya (negeri
itu).
13
لَا تَرْكُضُوْا وَارْجِعُوْٓا اِلٰى مَآ اُتْرِفْتُمْ فِيْهِ
وَمَسٰكِنِكُمْ لَعَلَّكُمْ تُسْـَٔلُوْنَ
Lā tarkuḍū warji‘ū ilā mā utriftum fīhi wa masākinikum la‘allakum tus'alūn(a).
Janganlah kamu berlari
tergesa-gesa. Kembalilah kamu kepada kesenangan hidupmu dan tempat-tempat
kediamanmu (yang baik) agar kamu dapat ditanya.
14
قَالُوْا يٰوَيْلَنَآ اِنَّا كُنَّا ظٰلِمِيْنَ
Qālū yā wailanā innā
kunnā ẓālimīn(a).
Mereka berkata,
“Betapa celaka kami! Sesungguhnya kami adalah orang-orang zalim.”
15
فَمَا زَالَتْ تِّلْكَ دَعْوٰىهُمْ حَتّٰى جَعَلْنٰهُمْ حَصِيْدًا
خٰمِدِيْنَ
Famā zālat tilka
da‘wāhum ḥattā ja‘alnāhum ḥaṣīdan khāmidīn(a).
Kemudian, (kalimat)
itu selalu menjadi keluhan mereka hingga mereka Kami jadikan seperti tanaman
yang telah dituai dan (seperti api yang) padam.
16
وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاۤءَ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا
لٰعِبِيْنَ
Wa mā khalaqnas-samā'a
wal-arḍa wa mā bainahumā lā‘ibīn(a).
Kami tidak menciptakan
langit dan bumi serta segala apa yang ada di antara keduanya dengan main-main.
17
لَوْ اَرَدْنَآ اَنْ نَّتَّخِذَ لَهْوًا لَّاتَّخَذْنٰهُ مِنْ
لَّدُنَّآ ۖاِنْ كُنَّا فٰعِلِيْنَ
Lau aradnā an
nattakhiża lahwal lattakhażnāhum mil ladunnā, in kunnā fā‘ilīn(a).
Seandainya Kami hendak
menjadikan sesuatu sebagai permainan, tentulah Kami akan membuatnya dari sisi
Kami,489) jika Kami benar-benar menghendaki
berbuat (demikian).
Catatan
Kaki
489) Dari sisi Kami maksudnya ialah yang sesuai
dengan sifat-sifat Allah Swt.
18
بَلْ نَقْذِفُ بِالْحَقِّ عَلَى الْبَاطِلِ فَيَدْمَغُهٗ فَاِذَا
هُوَ زَاهِقٌۗ وَلَكُمُ الْوَيْلُ مِمَّا تَصِفُوْنَ
Bal naqżifu bil-ḥaqqi ‘alal-bāṭili fa yadmaguhū fa iżā huwa zāhiq(un), wa
lakumul-wailu mimmā taṣifūn(a).
Sebaliknya, Kami
melemparkan yang hak (kebenaran) kepada yang batil (tidak benar) lalu (yang
hak) itu menghancurkannya. Maka, seketika itu ia (yang batil) lenyap. Celakalah
kamu karena kamu menyifati (Allah dengan sifat-sifat yang tidak pantas
bagi-Nya).490)
Catatan
Kaki
490) Contoh penyifatan yang tidak pantas adalah
sangkaan bahwa Allah Swt. mempunyai istri dan anak.
19
وَلَهٗ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَمَنْ عِنْدَهٗ لَا
يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِهٖ وَلَا يَسْتَحْسِرُوْنَ ۚ
Wa lahū man
fis-samāwāti wal-arḍ(i), wa man ‘indahū lā yastakbirūna ‘an ‘ibādatihī
wa lā yastaḥsirūn(a).
Hanya milik-Nya siapa
yang di langit dan di bumi. (Malaikat-malaikat) yang di sisi-Nya tidak
mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tidak (pula) merasa letih.
20
يُسَبِّحُوْنَ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ لَا يَفْتُرُوْنَ
Yusabbiḥūnal-laila wan-nahāra wa lā yafturūn(a).
Mereka
(malaikat-malaikat) bertasbih pada waktu malam dan siang dengan tidak
henti-hentinya.
21
اَمِ اتَّخَذُوْٓا اٰلِهَةً مِّنَ الْاَرْضِ هُمْ يُنْشِرُوْنَ
Amittakhażū ālihatam
minal-arḍi hum yunsyirūn(a).
Apakah mereka
mengambil dari bumi tuhan-tuhan yang dapat menghidupkan (orang-orang yang
mati)?
22
لَوْ كَانَ فِيْهِمَآ اٰلِهَةٌ اِلَّا اللّٰهُ لَفَسَدَتَاۚ
فَسُبْحٰنَ اللّٰهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُوْنَ
Lau kāna fīhimā
ālihatun illallāhu lafasadatā, fa subḥānallāhi rabbil-‘arsyi
‘ammā yaṣifūn(a).
Seandainya pada
keduanya (langit dan bumi) ada tuhan-tuhan selain Allah, tentu keduanya telah
binasa. Maha Suci Allah, Tuhan pemilik ʻArasy, dari apa yang
mereka sifatkan.
23
لَا يُسْـَٔلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْـَٔلُوْنَ
Lā yus'alu ‘ammā
yaf‘alu wa hum yus'alūn(a).
(Allah)
tidak ditanya tentang apa yang Dia kerjakan, tetapi merekalah yang akan
ditanya.
24
اَمِ اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِهٖٓ اٰلِهَةً ۗقُلْ هَاتُوْا
بُرْهَانَكُمْۚ هٰذَا ذِكْرُ مَنْ مَّعِيَ وَذِكْرُ مَنْ قَبْلِيْۗ بَلْ
اَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَۙ الْحَقَّ فَهُمْ مُّعْرِضُوْنَ
Amittakhażū min dūnihī
ālihah(tan), qul hātū burhānakum, hāżā żikru mam ma‘iya wa żikru man qablī, bal
akṡaruhum lā ya‘lamūnal-ḥaqqa fahum mu‘riḍūn(a).
Apakah mereka
mengambil tuhan-tuhan selain-Nya? Katakanlah (Nabi Muhammad), “Kemukakanlah
alasan-alasanmu! Ini (ajaran tauhid) adalah sesuatu yang selalu diingatkan
kepada orang yang bersamaku dan kepada orang sebelumku.” Akan tetapi,
kebanyakan mereka tidak mengetahui yang hak (kebenaran) sehingga mereka
berpaling.
25
وَمَآ اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا نُوْحِيْٓ
اِلَيْهِ اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنَا۠ فَاعْبُدُوْنِ
Wa mā arsalnā min
qablika mir rasūlin illā nūḥī ilaihi annahū lā ilāha illā ana fa‘budūn(i).
Kami tidak mengutus
seorang rasul pun sebelum engkau (Nabi Muhammad), melainkan Kami mewahyukan
kepadanya bahwa tidak ada tuhan selain Aku. Maka, sembahlah Aku.
26
وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمٰنُ وَلَدًا سُبْحٰنَهٗ ۗبَلْ عِبَادٌ
مُّكْرَمُوْنَ ۙ
Wa qāluttakhażar-raḥmānu waladan subḥānah(ū), bal ‘ibādum mukramūn(a).
Mereka berkata, “Tuhan
Yang Maha Pengasih telah menjadikan (malaikat) sebagai anak.” Maha Suci Dia.
Sebaliknya, mereka (para malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan.
27
لَا يَسْبِقُوْنَهٗ بِالْقَوْلِ وَهُمْ بِاَمْرِهٖ يَعْمَلُوْنَ
Lā yasbiqūnahū
bil-qauli wa hum bi'amrihī ya‘malūn(a).
Mereka tidak berbicara
mendahului-Nya dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya.
28
يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا
يَشْفَعُوْنَۙ اِلَّا لِمَنِ ارْتَضٰى وَهُمْ مِّنْ خَشْيَتِهٖ مُشْفِقُوْنَ
Ya‘lamū mā baina
aidīhim wa mā khalfahum wa lā yasyfa‘ūna illā limanirtaḍā wa hum min khasy-yatihī musyfiqūn(a).
Dia (Allah) mengetahui
segala sesuatu yang ada di hadapan mereka (malaikat) dan yang ada di belakang
mereka. Mereka tidak memberi syafaat melainkan kepada orang yang Dia ridai dan
mereka selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya.
29
۞ وَمَنْ يَّقُلْ مِنْهُمْ اِنِّيْٓ اِلٰهٌ مِّنْ دُوْنِهٖ
فَذٰلِكَ نَجْزِيْهِ جَهَنَّمَۗ كَذٰلِكَ نَجْزِى الظّٰلِمِيْنَ ࣖ
Wa may yaqul minhum
innī ilāhun min dūnihī fa żālika najzīhi jahannam(a), każālika najziẓ-ẓālimīn(a).
Siapa saja di antara
mereka (malaikat) yang berkata, “Sesungguhnya aku adalah tuhan selain-Nya,”
maka (dia) itu Kami beri balasan dengan (neraka) Jahanam. Demikianlah Kami
memberi balasan kepada orang-orang zalim.
30
اَوَلَمْ يَرَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَنَّ السَّمٰوٰتِ
وَالْاَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنٰهُمَاۗ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاۤءِ كُلَّ
شَيْءٍ حَيٍّۗ اَفَلَا يُؤْمِنُوْنَ
Awalam yaral-lażīna
kafarū annas-samāwāti wal-arḍa kānatā ratqan fa fataqnāhumā, wa ja‘alnā
minal-mā'i kulla syai'in ḥayy(in), afalā yu'minūn(a).
Apakah orang-orang
kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi, keduanya, dahulu menyatu,
kemudian Kami memisahkan keduanya dan Kami menjadikan segala sesuatu yang hidup
berasal dari air? Maka, tidakkah mereka beriman?
31
وَجَعَلْنَا فِى الْاَرْضِ رَوَاسِيَ اَنْ تَمِيْدَ بِهِمْۖ
وَجَعَلْنَا فِيْهَا فِجَاجًا سُبُلًا لَّعَلَّهُمْ يَهْتَدُوْنَ
Wa ja‘alnā fil-arḍi rawāsiya an tamīda bihim, wa ja‘anā fīhā fijājan subulal la‘allahum
yahtadūn(a).
Kami telah menjadikan
di bumi gunung-gunung yang kukuh agar (tidak) berguncang bersama mereka dan
Kami menjadikan (pula) di sana jalan-jalan yang luas agar mereka mendapat
petunjuk.
32
وَجَعَلْنَا السَّمَاۤءَ سَقْفًا مَّحْفُوْظًاۚ وَهُمْ عَنْ
اٰيٰتِهَا مُعْرِضُوْنَ
Wa ja‘alnas-samā'a
saqfam maḥfūẓā(n), wa hum ‘an āyātihā
mu‘riḍūn(a).
Kami menjadikan langit
sebagai atap yang terpelihara, tetapi mereka tetap berpaling dari
tanda-tandanya (yang menunjukkan kebesaran Allah, seperti matahari dan bulan).
33
وَهُوَ الَّذِيْ خَلَقَ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ
وَالْقَمَرَۗ كُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ
Wa huwal-lażī
khalaqal-laila wan-nahāra wasy-syamsa wal-qamar(a), kullun fī falakiy yasbaḥūn(a).
Dialah yang telah
menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing beredar pada
garis edarnya.
34
وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِّنْ قَبْلِكَ الْخُلْدَۗ اَفَا۟ىِٕنْ
مِّتَّ فَهُمُ الْخٰلِدُوْنَ
Wa mā ja‘alnā
libasyarim min qablikal-khuld(a), afa'im mitta fahumul-khālidūn(a).
Kami tidak menjadikan
keabadian bagi seorang manusia pun sebelum engkau (Nabi Muhammad). Maka, jika
engkau wafat, apakah mereka akan kekal?
35
كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ وَنَبْلُوْكُمْ بِالشَّرِّ
وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۗوَاِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ
Kullu nafsin
żā'iqatul-maut(i), wa nablūkum bisy-syarri wal-khairi fitnah(tan), wa ilainā
turja‘ūn(a).
Setiap yang bernyawa
akan merasakan kematian. Kami menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan
sebagai cobaan. Kepada Kamilah kamu akan dikembalikan.
36
وَاِذَا رَاٰكَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِنْ يَّتَّخِذُوْنَكَ
اِلَّا هُزُوًاۗ اَهٰذَا الَّذِيْ يَذْكُرُ اٰلِهَتَكُمْۚ وَهُمْ بِذِكْرِ
الرَّحْمٰنِ هُمْ كٰفِرُوْنَ
Wa iżā ra'ākal-lażīna kafarū
iy yattakhiżūnaka illā huzuwā(n), ahāżal-lażī yażkuru ālihatakum, wa hum
biżikrir-raḥmāni hum kāfirūn(a).
Apabila orang-orang
yang kufur itu melihat engkau (Nabi Muhammad), mereka hanya menjadikan engkau
bahan ejekan. (Mereka mengatakan,) “Inikah orang yang mencela tuhan-tuhanmu?”
Padahal, mereka orang yang ingkar mengingat (Allah) Yang Maha Pengasih.
37
خُلِقَ الْاِنْسَانُ مِنْ عَجَلٍۗ سَاُورِيْكُمْ اٰيٰتِيْ فَلَا
تَسْتَعْجِلُوْنِ
Khuliqal-insānu min
‘ajal(in), sa'urīkum āyātī falā tasta‘jilūn(i).
Manusia diciptakan
(bersifat) tergesa-gesa. Kelak Aku akan memperlihatkan kepadamu (azab yang
menjadi) tanda-tanda (kekuasaan)- Ku. Maka, janganlah kamu meminta Aku
menyegerakannya.
38
وَيَقُوْلُوْنَ مَتٰى هٰذَا الْوَعْدُ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ
Wa yaqūlūna matā
hāżal-wa‘du in kuntum ṣādiqīn(a).
Mereka berkata,
“Kapankah janji ini (akan datang), jika kamu orang yang benar?”
39
لَوْ يَعْلَمُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا حِيْنَ لَا يَكُفُّوْنَ عَنْ
وُّجُوْهِهِمُ النَّارَ وَلَا عَنْ ظُهُوْرِهِمْ وَلَا هُمْ يُنْصَرُوْنَ
Lau ya‘lamul-lażīna
kafarū ḥīna lā yakuffūna ‘aw wujūhihimun nāra wa lā
‘an ẓuhūrihim wa lā hum yunṣarūn(a).
Seandainya orang-orang
yang kufur itu mengetahui saat mereka tidak mampu mengelakkan api neraka dari
wajah dan punggung mereka dan saat mereka tidak mendapat pertolongan, (tentulah
mereka tidak meminta agar azab itu disegerakan).
40
بَلْ تَأْتِيْهِمْ بَغْتَةً فَتَبْهَتُهُمْ فَلَا يَسْتَطِيْعُوْنَ
رَدَّهَا وَلَا هُمْ يُنْظَرُوْنَ
Bal ta'tīhim bagtatan
fa tabhatuhum falā yastaṭī‘ūna raddahā wa lā hum yunẓarūn(a).
Sebenarnya (hari
Kiamat) itu akan datang kepada mereka secara tiba-tiba, lalu menjadikan mereka
panik. Maka, mereka tidak sanggup menolaknya dan tidak pula diberi penangguhan
(waktu).
41
وَلَقَدِ اسْتُهْزِئَ بِرُسُلٍ مِّنْ قَبْلِكَ فَحَاقَ
بِالَّذِيْنَ سَخِرُوْا مِنْهُمْ مَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ ࣖ
Wa laqadistuhzi'a
birusulim min qablika fa ḥāqa bil-lażīna sakhirū minhum mā kānū bihī
yastahzi'ūn(a).
Sungguh, rasul-rasul
sebelum engkau (Nabi Muhammad) telah diperolok-olokkan, lalu (karena itu)
turunlah kepada orang-orang yang mencemooh mereka (rasul-rasul) apa (azab) yang
selalu mereka perolok-olokkan.
42
قُلْ مَنْ يَّكْلَؤُكُمْ بِالَّيْلِ وَالنَّهَارِ مِنَ
الرَّحْمٰنِۗ بَلْ هُمْ عَنْ ذِكْرِ رَبِّهِمْ مُّعْرِضُوْنَ
Qul may yakla'ukum
bil-laili wan-nahāri minar-raḥmān(i), bal hum ‘an żikrihim mu‘riḍūn(a).
Katakanlah, “Siapakah
yang akan menjaga kamu pada waktu malam dan siang dari (siksaan) Allah Yang
Maha Pengasih?” Bahkan, mereka berpaling dari mengingat Tuhan mereka.
43
اَمْ لَهُمْ اٰلِهَةٌ تَمْنَعُهُمْ مِّنْ دُوْنِنَاۗ لَا
يَسْتَطِيْعُوْنَ نَصْرَ اَنْفُسِهِمْ وَلَا هُمْ مِّنَّا يُصْحَبُوْنَ
Am lahum ālihatun
tamna‘uhum min dūninā, lā yastaṭī‘ūna naṣra anfusihim wa lā hum
minnā yuṣḥabūn(a).
Ataukah mereka
mempunyai tuhan-tuhan selain Kami yang dapat memelihara mereka (dari azab
Kami)? (Tuhan-tuhan mereka itu) tidak sanggup menolong diri mereka sendiri dan
tidak (pula) dilindungi dari (azab) Kami.
44
بَلْ مَتَّعْنَا هٰٓؤُلَاۤءِ وَاٰبَاۤءَهُمْ حَتّٰى طَالَ
عَلَيْهِمُ الْعُمُرُۗ اَفَلَا يَرَوْنَ اَنَّا نَأْتِى الْاَرْضَ نَنْقُصُهَا
مِنْ اَطْرَافِهَاۗ اَفَهُمُ الْغٰلِبُوْنَ
Bal matta‘nā hā'ulā'i
wa ābā'ahum ḥattā ṭāla ‘alaihimul-‘umur(u),
afalā yarauna annā na'til-arḍa nanquṣuhā min aṭrāfihā, afahumul-gālibūn(a).
Sebenarnya Kami telah
memberi mereka dan nenek moyang mereka kenikmatan (hidup di dunia) hingga
panjang usia mereka. Maka, tidakkah mereka melihat bahwa Kami mendatangi negeri
(yang berada di bawah kekuasaan orang kafir), lalu Kami kurangi luasnya dari ujung-ujungnya?
Merekakah yang menang?