1
يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْاَنْفَالِۗ قُلِ الْاَنْفَالُ لِلّٰهِ
وَالرَّسُوْلِۚ فَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاَصْلِحُوْا ذَاتَ بَيْنِكُمْ ۖوَاَطِيْعُوا
اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗٓ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ
Yas'alūnaka
‘anil-anfāl(i), qulil-anfālu lillāhi war-rasūl(i), fattaqullāha wa aṣliḥū żāta bainikum, wa aṭī‘ullāha wa rasūlahū in kuntum mu'minīn(a).
Mereka bertanya
kepadamu (Nabi Muhammad) tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah,
“Harta rampasan perang itu milik Allah dan Rasul (menurut ketentuan Allah dan
Rasul-Nya). Maka, bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan di antara
sesamamu dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu orang-orang mukmin.”
2
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ
وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَاِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ اٰيٰتُهٗ زَادَتْهُمْ
اِيْمَانًا وَّعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَۙ
Innamal-mu'minūnal-lażīna
iżā żukirallāhu wajilat qulūbuhum wa iżā tuliyat ‘alaihim āyātuhū zādathum
īmānaw wa ‘alā rabbihim yatawakkalūn(a).
Sesungguhnya
orang-orang mukmin adalah mereka yang jika disebut nama Allah,304) gemetar hatinya dan jika dibacakan ayat-ayat-Nya kepada
mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhannya mereka bertawakal,
Catatan
Kaki
304) Menyebut nama Allah Swt. di sini berarti
menyebut sifat-sifat yang mengagungkan dan memuliakan-Nya.
3
الَّذِيْنَ يُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ
يُنْفِقُوْنَۗ
Al-lażīna yuqīmūnaṣ-ṣalāta wa mimmā razaqnāhum yunfiqūn(a).
(yaitu)
orang-orang yang melaksanakan salat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami
anugerahkan kepada mereka.
4
اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ حَقًّاۗ لَهُمْ دَرَجٰتٌ عِنْدَ
رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَّرِزْقٌ كَرِيْمٌۚ
Ulā'ika
humul-mu'minūna ḥaqqā(n), lahum darajātun ‘inda rabbihim wa
magfiratuw wa rizqun karīm(un).
Mereka itulah
orang-orang yang benar-benar beriman. Bagi mereka derajat (tinggi) di sisi
Tuhannya dan ampunan serta rezeki yang mulia.
5
كَمَآ اَخْرَجَكَ رَبُّكَ مِنْۢ بَيْتِكَ بِالْحَقِّۖ وَاِنَّ
فَرِيْقًا مِّنَ الْمُؤْمِنِيْنَ لَكٰرِهُوْنَ
Kamā akhrajaka rabbuka
mim baitika bil-ḥaqq(i), wa inna farīqam minal-mu'minīna lakārihūn(a).
(Peristiwa
itu)305) sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi
dari rumahmu dengan (berdasar) kebenaran meskipun sesungguhnya sebagian
orang-orang yang beriman, itu tidak menyukainya.
Catatan
Kaki
305) Sebagian sahabat Nabi keberatan dengan
ketentuan pembagian harta rampasan perang, sebagaimana mereka keberatan dengan
perintah Allah Swt. untuk melaksanakan Perang Badar.
6
يُجَادِلُوْنَكَ فِى الْحَقِّ بَعْدَمَا تَبَيَّنَ كَاَنَّمَا
يُسَاقُوْنَ اِلَى الْمَوْتِ وَهُمْ يَنْظُرُوْنَ ۗ
Yujādilūnaka fil-ḥaqqi ba‘da mā tabayyana ka'annamā yusāqūna ilal-mauti wa hum yanẓurūn(a).
Mereka membantahmu
(Nabi Muhammad) tentang kebenaran (Perang Badar) setelah nyata (bahwa mereka
pasti menang) seakan-akan mereka dihalau pada kematian dan melihat (sebab
kematian itu).
7
وَاِذْ يَعِدُكُمُ اللّٰهُ اِحْدَى الطَّاۤىِٕفَتَيْنِ اَنَّهَا
لَكُمْ وَتَوَدُّوْنَ اَنَّ غَيْرَ ذَاتِ الشَّوْكَةِ تَكُوْنُ لَكُمْ وَيُرِيْدُ
اللّٰهُ اَنْ يُّحِقَّ الْحَقَّ بِكَلِمٰتِهٖ وَيَقْطَعَ دَابِرَ الْكٰفِرِيْنَۙ
Wa iż ya‘idukumullāhu
iḥdaṭ-ṭā'ifataini annahā lakum wa tawaddūna anna gaira żātisy-syaukati
takūnu lakum wa yurīdullāhu ay yuḥiqqal-ḥaqqa bikalimātihī wa yaqṭa‘a dābiral-kāfirīn(a).
(Ingatlah)
ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan306) (yang kamu hadapi) adalah milikmu, sedangkan kamu
menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekuatan senjatalah milikmu. Akan
tetapi, Allah hendak menetapkan yang benar (Islam) dengan ketentuan-Nya dan
memusnahkan orang-orang kafir sampai ke akar-akarnya
Catatan
Kaki
306) Dua golongan tersebut adalah kafilah Abu
Sufyan yang membawa dagangan dari Syam dan pasukan bersenjata yang datang dari
Makkah di bawah pimpinan ‘Utbah bin Rabi‘ah dan Abu Jahal.
8
لِيُحِقَّ الْحَقَّ وَيُبْطِلَ الْبَاطِلَ وَلَوْ كَرِهَ
الْمُجْرِمُوْنَۚ
Liyuḥiqqal-ḥaqqa wa yubṭilal-bāṭila wa lau karihal-mujrimūn(a).
agar Allah menetapkan
yang benar (Islam) dan menghilangkan yang batil (syirik), walaupun para pendosa
(musyrik) itu tidak menyukai(-nya).
9
اِذْ تَسْتَغِيْثُوْنَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ اَنِّيْ
مُمِدُّكُمْ بِاَلْفٍ مِّنَ الْمَلٰۤىِٕكَةِ مُرْدِفِيْنَ
Iż tastagīṡūna rabbakum fastajāba lakum annī mumiddukum bi'alfim minal-malā'ikati
murdifīn(a).
(Ingatlah)
ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu Dia mengabulkan(-nya)
bagimu (seraya berfirman), “Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan
kepadamu berupa seribu malaikat yang datang berturut-turut.”
10
وَمَا جَعَلَهُ اللّٰهُ اِلَّا بُشْرٰى وَلِتَطْمَىِٕنَّ بِهٖ
قُلُوْبُكُمْۗ وَمَا النَّصْرُ اِلَّا مِنْ عِنْدِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ
عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ ࣖ
Wa mā ja‘alahullāhu
illā busyrā wa litaṭma'inna bihī qulūbukum, wa man-naṡru illā min ‘indillāh(i), innallāha ‘azīzun ḥakīm(un).
Allah tidak
menjadikannya (bala bantuan itu), melainkan sebagai kabar gembira dan agar
hatimu menjadi tenteram karenanya. Kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
11
اِذْ يُغَشِّيْكُمُ النُّعَاسَ اَمَنَةً مِّنْهُ وَيُنَزِّلُ
عَلَيْكُمْ مِّنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً لِّيُطَهِّرَكُمْ بِهٖ وَيُذْهِبَ عَنْكُمْ
رِجْزَ الشَّيْطٰنِ وَلِيَرْبِطَ عَلٰى قُلُوْبِكُمْ وَيُثَبِّتَ بِهِ
الْاَقْدَامَۗ
Iż
yugasysyīkumun-nu‘āsa amanatam minhu wa yunazzilu ‘alaikum minas-samā'i mā'al
liyuṭahhirakum bihī wa yużhiba ‘ankum rijzasy-syaiṭāni wa liyarbiṭa ‘alā qulūbikum wa yuṡabbita bihil-aqdām(a).
(Ingatlah)
ketika Allah membuat kamu mengantuk sebagai penenteraman dari-Nya dan
menurunkan air (hujan) dari langit kepadamu untuk menyucikan kamu dengan
(hujan) itu, menghilangkan gangguan-gangguan setan dari dirimu, dan menguatkan
hatimu serta memperteguh telapak kakimu.
12
اِذْ يُوْحِيْ رَبُّكَ اِلَى الْمَلٰۤىِٕكَةِ اَنِّيْ مَعَكُمْ
فَثَبِّتُوا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْاۗ سَاُلْقِيْ فِيْ قُلُوْبِ الَّذِيْنَ كَفَرُوا
الرُّعْبَ فَاضْرِبُوْا فَوْقَ الْاَعْنَاقِ وَاضْرِبُوْا مِنْهُمْ كُلَّ بَنَانٍۗ
Iż yūḥī rabbuka ilal-malā'ikati annī ma‘akum fa ṡabbitul-lażīna āmanū, sa'ulqī fī qulūbil-lażīna kafarur-ru‘ba faḍribū fauqal-a‘nāqi waḍribū minhum kulla banān(in).
(Ingatlah)
ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku bersamamu.
Maka, teguhkanlah (pendirian) orang-orang yang beriman. Kelak Aku akan
menimpakan rasa takut ke dalam hati orang-orang yang kufur. Maka, tebaslah
bagian atas leher mereka dan potonglah tiap-tiap ujung jari mereka.307)
Catatan
Kaki
307) Ini terjadi dalam peperangan. Sasaran yang
mematikan adalah leher. Akan tetapi, apabila lawan memakai baju besi sehingga
sulit dikalahkan, tangannyalah yang dilumpuhkan agar tidak dapat memegang
senjata supaya mudah ditawan.
13
ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ شَاۤقُّوا اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗۚ وَمَنْ
يُّشَاقِقِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ
Żālika bi'annahum
syāqqullāha wa rasūlah(ū), wa may yusyāqiqillāha wa rasūlahū fa innallāha
syadīdul-‘iqāb(i).
(Ketentuan)
yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka menentang Allah dan
Rasul-Nya. Siapa yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sesungguhnya Allah sangat
keras hukuman-Nya.
14
ذٰلِكُمْ فَذُوْقُوْهُ وَاَنَّ لِلْكٰفِرِيْنَ عَذَابَ النَّارِ
Żālikum fa żūqūhu wa
anna lil-kāfirīna ‘ażāban-nār(i).
Demikian itu (hukuman
dunia yang ditimpakan atasmu). Maka, rasakanlah hukuman itu, dan (di hari
Kiamat) sesungguhnya bagi orang-orang kafir ada azab neraka.
15
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا لَقِيْتُمُ الَّذِيْنَ
كَفَرُوْا زَحْفًا فَلَا تُوَلُّوْهُمُ الْاَدْبَارَۚ
Yā ayyuhal-lażīna
āmanū iżā laqītumul-lażīna kafarū zaḥfan falā tuwallūhumul-adbār(a).
Wahai orang-orang yang
beriman, jika kamu bertemu orang-orang kafir yang akan menyerangmu, janganlah
kamu berbalik membelakangi mereka (mundur).
16
وَمَنْ يُّوَلِّهِمْ يَوْمَىِٕذٍ دُبُرَهٗٓ اِلَّا مُتَحَرِّفًا
لِّقِتَالٍ اَوْ مُتَحَيِّزًا اِلٰى فِئَةٍ فَقَدْ بَاۤءَ بِغَضَبٍ مِّنَ اللّٰهِ
وَمَأْوٰىهُ جَهَنَّمُ ۗ وَبِئْسَ الْمَصِيْرُ
Wa may yuwallihim
yauma'iżin duburahū illā mutaḥarrifal liqitālin au mutaḥayyizan ilā fi'atin faqad bā'a bigaḍabim minallāhi wa ma'wāhu jahannam(u), wa bi'sal-maṣīr(u).
Siapa yang mundur pada
waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan
diri dengan pasukan yang lain, dia pasti akan kembali dengan membawa kemurkaan
Allah. Tempatnya adalah (neraka) Jahanam dan (itulah) seburuk-buruk tempat
kembali.
17
فَلَمْ تَقْتُلُوْهُمْ وَلٰكِنَّ اللّٰهَ قَتَلَهُمْۖ وَمَا
رَمَيْتَ اِذْ رَمَيْتَ وَلٰكِنَّ اللّٰهَ رَمٰىۚ وَلِيُبْلِيَ الْمُؤْمِنِيْنَ
مِنْهُ بَلَاۤءً حَسَنًاۗ اِنَّ اللّٰهَ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ
Falam taqtulūhum wa
lākinnallāha qatalahum, wa mā ramaita iż ramaita wa lākinallāha ramā, wa
liyubliyal-mu'minīna minhu balā'an ḥasanā(n), innallāha
samī‘un ‘alīm(un).
Maka, (sebenarnya)
bukan kamu yang membunuh mereka, melainkan Allah yang membunuh mereka dan bukan
engkau yang melempar ketika engkau melempar, melainkan Allah yang melempar.
(Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan
kepada orang-orang mukmin dengan kemenangan yang baik.308) Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Catatan
Kaki
308) Peristiwa ini terkait Perang Badar
sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Abbas. Dia bercerita bahwa ketika Perang
Badar berkecamuk, Nabi Muhammad saw. berkata kepada Ali, “Ambilkan aku
segenggam pasir!” Ali segera mengambil pasir tersebut dan menyerahkannya kepada
beliau. Lalu, beliau melemparkan pasir itu ke muka para musuh sehingga tidak
seorang pun yang matanya luput darinya. Oleh karena itu, hancurlah mereka.”
(Riwayat aṭ-Ṭabrani).
18
ذٰلِكُمْ وَاَنَّ اللّٰهَ مُوْهِنُ كَيْدِ الْكٰفِرِيْنَ
Żālikum wa annallāha
mūhinu kaidil-kāfirīn(a).
Demikian itu (adalah
kemenangan yang besar) dan sesungguhnya Allah melemahkan tipu daya orang-orang
kafir.
19
اِنْ تَسْتَفْتِحُوْا فَقَدْ جَاۤءَكُمُ الْفَتْحُۚ وَاِنْ
تَنْتَهُوْا فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْۚ وَاِنْ تَعُوْدُوْا نَعُدْۚ وَلَنْ تُغْنِيَ
عَنْكُمْ فِئَتُكُمْ شَيْـًٔا وَّلَوْ كَثُرَتْۙ وَاَنَّ اللّٰهَ مَعَ
الْمُؤْمِنِيْنَ ࣖ
In tastaftiḥū faqad jā'akumul-fatḥ(u), wa in tantahū fa
huwa khairul lakum, wa in ta‘ūdū na‘ud, wa lan tugniya ‘ankum fi'atukum syai'aw
wa lau kaṡurat, wa anallāha ma‘al-mu'minīn(a).
Jika kamu (kaum kafir)
meminta putusan (tentang pihak mana yang benar), sungguh putusan itu telah
datang kepadamu (kemenangan kaum muslim pada Perang Badar). Jika kamu berhenti
(memusuhi Rasul), itulah yang lebih baik bagimu. Jika kamu kembali (melakukan
kezaliman serupa), niscaya Kami akan kembali (mengalahkan kamu). Pasukanmu
sedikit pun tidak akan dapat menolak bahaya darimu biarpun (banyak jumlahnya).
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang beriman.
20
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ
وَرَسُوْلَهٗ وَلَا تَوَلَّوْا عَنْهُ وَاَنْتُمْ تَسْمَعُوْنَ
Yā ayyuhal-lażīna
āmanū aṭī‘ullāha wa rasūlahū wa lā tawallau ‘anhu wa
antum tasma‘ūn(a).
Wahai orang-orang yang
beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berpaling
dari-Nya, padahal kamu mendengar (perintah dan larangan-Nya).
21
وَلَا تَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ قَالُوْا سَمِعْنَا وَهُمْ لَا
يَسْمَعُوْنَۚ
Wa lā takūnū
kal-lażīna qālū sami‘nā wa hum lā yasma‘ūn(a).
Janganlah kamu menjadi
seperti orang-orang (munafik dan musyrik) yang berkata, “Kami mendengarkan.”
Padahal, mereka tidak mendengarkan (tidak mengamalkannya).
22
۞ اِنَّ شَرَّ الدَّوَاۤبِّ عِنْدَ اللّٰهِ الصُّمُّ الْبُكْمُ
الَّذِيْنَ لَا يَعْقِلُوْنَ
Inna syarrad-dawābbi
‘indallāhiṣ-ṣummul-bukmul-lażīna lā
ya‘qilūn(a).
Sesungguhnya
seburuk-buruk makhluk yang bergerak di atas bumi dalam pandangan Allah ialah
mereka yang tuli dan bisu (tidak mau mendengar dan tidak mau mengatakan
kebenaran), yaitu orang-orang yang tidak mengerti.
23
وَلَوْ عَلِمَ اللّٰهُ فِيْهِمْ خَيْرًا لَّاَسْمَعَهُمْۗ وَلَوْ
اَسْمَعَهُمْ لَتَوَلَّوْا وَّهُمْ مُّعْرِضُوْنَ
Wa lau ‘alimallāhu
fīhim khairal la'asma‘ahum, wa lau asma‘ahum latawallau wa hum mu‘riḍūn(a).
Seandainya Allah
mengetahui ada kebaikan pada diri mereka, pasti Dia jadikan mereka dapat
mendengar.309) Seandainya Allah menjadikan mereka dapat
mendengar, niscaya mereka berpaling dan memang memalingkan diri.
Catatan
Kaki
309) Pengandaian dalam ayat ini bukan berarti
Allah Swt. tidak tahu. Ayat ini justru menegaskan kemahatahuan-Nya bahwa tidak
ada kebaikan pada diri mereka.
24
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَجِيْبُوْا لِلّٰهِ
وَلِلرَّسُوْلِ اِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيْكُمْۚ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ
يَحُوْلُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهٖ وَاَنَّهٗٓ اِلَيْهِ تُحْشَرُوْنَ
Yā ayyuhal-lażīna
āmanustajībū lillāhi wa lir-rasūli iżā da‘ākum limā yuḥyīkum, wa‘lamū annallāha yaḥūlu bainal-mar'i wa
qalbihī wa annahū ilaihi tuḥsyarūn(a).
Wahai orang-orang yang
beriman, penuhilah seruan Allah dan Rasul (Nabi Muhammad) apabila dia menyerumu
pada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu!310) Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara
manusia dengan hatinya311) dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan
dikumpulkan.
Catatan
Kaki
310) Seruan tersebut berupa panggilan untuk
berperang demi meninggikan kalimat Allah Swt. serta menjaga keberlangsungan
Islam dan kaum muslim. Dapat juga dipahami bahwa seruan itu berupa ajakan
menuju iman, petunjuk, jihad, dan segala hal yang berkaitan dengan kebahagiaan
hidup di dunia dan di akhirat.
311) Allah swt. menguasai
hati manusia dan mengarahkannya sesuai kehendak-Nya. Maka, Allah Swt.
menghalangi kecenderungan manusia untuk menuruti hawa nafsu, kemudian
membimbingnya menuju jalan yang lurus.
25
وَاتَّقُوْا فِتْنَةً لَّا تُصِيْبَنَّ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا
مِنْكُمْ خَاۤصَّةً ۚوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ
Wattaqū fitnatal lā tuṣībannal-lażīna ẓalamū minkum khāṣṣah(tan), wa‘lamū
annallāha syadīdul-‘iqāb(i).
Peliharalah dirimu
dari siksaan yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim saja di antara
kamu. Ketahuilah bahwa Allah Maha Keras hukuman-Nya.
26
وَاذْكُرُوْٓا اِذْ اَنْتُمْ قَلِيْلٌ مُّسْتَضْعَفُوْنَ فِى
الْاَرْضِ تَخَافُوْنَ اَنْ يَّتَخَطَّفَكُمُ النَّاسُ فَاٰوٰىكُمْ وَاَيَّدَكُمْ
بِنَصْرِهٖ وَرَزَقَكُمْ مِّنَ الطَّيِّبٰتِ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Ważkurū iż antum
qalīlum mustaḍ‘afūna fil-arḍi takhāfūna ay yatakhaṭṭafakumun-nāsu fa āwākum wa ayyadakum binaṣrihī wa razaqakum minaṭ-ṭayyibāti la‘allakum tasykurūn(a).
Ingatlah ketika kamu
(umat Islam) masih (berjumlah) sedikit lagi tertindas di bumi (Makkah). (Saat
itu) kamu takut bahwa orang-orang akan menculikmu, lalu Dia memberimu tempat
menetap (Madinah), menjadikanmu kuat dengan pertolongan-Nya, dan memberimu
rezeki yang baik agar kamu bersyukur.
27
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَخُوْنُوا اللّٰهَ
وَالرَّسُوْلَ وَتَخُوْنُوْٓا اَمٰنٰتِكُمْ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
Yā ayyuhal-lażīna
āmanū lā takhūnullāha war-rasūla wa takhūnū amānātikum wa antum ta‘lamūn(a).
Wahai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul serta janganlah kamu
mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu mengetahui.
28
وَاعْلَمُوْٓا اَنَّمَآ اَمْوَالُكُمْ وَاَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ
ۙوَّاَنَّ اللّٰهَ عِنْدَهٗٓ اَجْرٌ عَظِيْمٌ ࣖ
Wa‘lamū annamā
amwālukum wa aulādukum fitnah(tun), wa annallāha ‘indahū ajrun ‘aẓīm(un).
Ketahuilah bahwa
hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai ujian dan sesungguhnya di sisi
Allah ada pahala yang besar.
29
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تَتَّقُوا اللّٰهَ
يَجْعَلْ لَّكُمْ فُرْقَانًا وَّيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيَغْفِرْ
لَكُمْۗ وَاللّٰهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيْمِ
Yā ayyuhal-lażīna
āmanū in tattaqullāha yaj‘al lakum furqānaw wa yukaffir ‘ankum sayyi'ātikum wa
yagfir lakum, wallāhu żul-faḍlil-‘aẓīm(i).
Wahai orang-orang yang
beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan furqan
(kemampuan membedakan antara yang hak dan batil) kepadamu, menghapus segala
kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)-mu. Allah memiliki karunia yang besar.
30
وَاِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِيُثْبِتُوْكَ اَوْ
يَقْتُلُوْكَ اَوْ يُخْرِجُوْكَۗ وَيَمْكُرُوْنَ وَيَمْكُرُ اللّٰهُ ۗوَاللّٰهُ
خَيْرُ الْمٰكِرِيْنَ
Wa iż yamkuru
bikal-lażīna kafarū liyuṡbitūka au yaqtulūka au yukhrijūk(a), wa yamkurūna
wa yamkurullāh(u), wallāhu khairul-mākirīn(a).
(Ingatlah)
ketika orang-orang yang kufur merencanakan tipu daya terhadapmu (Nabi Muhammad)
untuk menahan, membunuh, atau mengusirmu. Mereka membuat tipu daya dan Allah
membalas tipu daya itu. Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya.
31
وَاِذَا تُتْلٰى عَلَيْهِمْ اٰيٰتُنَا قَالُوْا قَدْ سَمِعْنَا
لَوْ نَشَاۤءُ لَقُلْنَا مِثْلَ هٰذَآ ۙاِنْ هٰذَآ اِلَّآ اَسَاطِيْرُ
الْاَوَّلِيْنَ
Wa iżā tutlā ‘alaihim
āyātunā qālū qad sami‘nā lau nasyā'u laqulnā miṡla hāżā, in hāżā illā
asāṭīrul-awwalīn(a).
Apabila ayat-ayat Kami
dibacakan kepada mereka, mereka berkata, “Sungguh, kami telah mendengar (yang
seperti ini). Jika kami menghendaki, niscaya kami dapat mengucapkan yang seperti
ini juga. (Al-Qur’an) ini tidak lain hanyalah dongeng orang-orang terdahulu.”
32
وَاِذْ قَالُوا اللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ هٰذَا هُوَ الْحَقَّ مِنْ
عِنْدِكَ فَاَمْطِرْ عَلَيْنَا حِجَارَةً مِّنَ السَّمَاۤءِ اَوِ ائْتِنَا
بِعَذَابٍ اَلِيْمٍ
Wa iż qālullāhumma in
kāna hāżā huwal-ḥaqqa min ‘indika fa amṭir ‘alainā ḥijāratam minas-samā'i awi'tinā bi‘ażābin
alīm(in).
(Ingatlah)
ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata, “Ya Allah, jika (Al-Qur’an) ini
adalah kebenaran dari sisi-Mu, hujanilah kami dengan batu dari langit atau
datangkanlah kepada kami azab yang sangat pedih.”
33
وَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَاَنْتَ فِيْهِمْۚ وَمَا
كَانَ اللّٰهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ
Wa mā kānallāhu
liyu‘ażżibahum wa anta fīhim, wa mā kānallāhu mu‘ażżibahum wa hum
yastagfirūn(a).
Allah sekali-kali
tidak akan mengazab mereka selama engkau (Nabi Muhammad) berada di antara
mereka dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka selama mereka memohon
ampunan.
34
وَمَا لَهُمْ اَلَّا يُعَذِّبَهُمُ اللّٰهُ وَهُمْ يَصُدُّوْنَ
عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَا كَانُوْٓا اَوْلِيَاۤءَهٗۗ اِنْ
اَوْلِيَاۤؤُهٗٓ اِلَّا الْمُتَّقُوْنَ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ
Wa mā lahum allā
yu‘ażżibahumullāhu wa hum yaṣuddūna ‘anil-masjidil-ḥarāmi wa mā kānū auliyā'ah(ū), in auliyā'uhū illal-muttaqūna wa
lākinna akṡarahum lā ya‘lamūn(a).
Mengapa Allah tidak
mengazab mereka, sedangkan mereka menghalang-halangi (orang) untuk (beribadah
di) Masjidilharam? Mereka bukanlah orang-orang yang berhak menjadi pengurusnya.
Orang yang berhak menjadi pengurusnya hanyalah orang-orang yang bertakwa,
tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.
35
وَمَا كَانَ صَلَاتُهُمْ عِنْدَ الْبَيْتِ اِلَّا مُكَاۤءً
وَّتَصْدِيَةًۗ فَذُوْقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُوْنَ
Wa mā kāna ṣalātuhum ‘indal-baiti illā mukā'aw wa taṣdiyah(tan), fa żūqul-‘ażāba bimā kuntum takfurūn(a).
Salat mereka di
sekitar Baitullah tidak lain hanyalah siulan dan tepuk tangan. Maka, rasakanlah
azab ini karena kamu selalu kufur.
36
اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ
لِيَصُدُّوْا عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗفَسَيُنْفِقُوْنَهَا ثُمَّ تَكُوْنُ
عَلَيْهِمْ حَسْرَةً ثُمَّ يُغْلَبُوْنَ ەۗ وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِلٰى
جَهَنَّمَ يُحْشَرُوْنَۙ
Innal-lażīna kafarū
yunfiqūna amwālahum liyaṣuddū ‘an sabīlillāh(i), fa sayunfiqūnahā ṡumma takūnu ‘alaihim ḥasratan ṡumma yuglabūn(a), wal-lażīna kafarū ilā jahannama yuḥsyarūn(a).
Sesungguhnya
orang-orang yang kufur menginfakkan harta mereka untuk menghalang-halangi
(orang) dari jalan Allah. Mereka akan (terus) menginfakkan harta itu, kemudian
(hal itu) menjadi (sebab) penyesalan yang besar bagi mereka. Akhirnya, mereka
akan dikalahkan. Ke (neraka) Jahanamlah orang-orang yang kufur itu akan
dikumpulkan
37
لِيَمِيْزَ اللّٰهُ الْخَبِيْثَ مِنَ الطَّيِّبِ وَيَجْعَلَ
الْخَبِيْثَ بَعْضَهٗ عَلٰى بَعْضٍ فَيَرْكُمَهٗ جَمِيْعًا فَيَجْعَلَهٗ فِيْ
جَهَنَّمَۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ ࣖ
Liyamīzallāhul-khabīṡa minaṭ-ṭayyibi wa yaj‘alal-khabīṡa ba‘ḍahū ‘alā ba‘ḍin fa yarkumahū jamī‘an
fa yaj‘alahū fī jahannam(a), ulā'ika humul-khāsirūn(a).
agar Allah memisahkan
(golongan) yang buruk dari yang baik dan menjadikan (golongan) yang buruk itu
sebagiannya di atas yang lain, lalu Dia menumpukkan semuanya. Kemudian, Dia
menjadikannya ke dalam (neraka) Jahanam. Mereka itulah orang-orang yang rugi.
38
قُلْ لِّلَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِنْ يَّنْتَهُوْا يُغْفَرْ لَهُمْ
مَّا قَدْ سَلَفَۚ وَاِنْ يَّعُوْدُوْا فَقَدْ مَضَتْ سُنَّتُ الْاَوَّلِيْنَ
Qul lil-lażīna kafarū
in yantahū yugfar lahum mā qad salaf(a), wa iy ya‘ūdū faqad maḍat sunnatul-awwalīn(a).
Katakanlah (Nabi
Muhammad) kepada orang-orang yang kufur itu, “Jika mereka berhenti (dari
kekufurannya dan masuk Islam), niscaya akan diampuni dosa-dosa mereka yang
telah lalu. Jika mereka kembali lagi (memerangi Nabi), sungguh berlaku (kepada
mereka) sunah (aturan Allah untuk menjatuhkan sanksi atas) orang-orang
terdahulu.”
39
وَقَاتِلُوْهُمْ حَتّٰى لَا تَكُوْنَ فِتْنَةٌ وَّيَكُوْنَ
الدِّيْنُ كُلُّهٗ لِلّٰهِۚ فَاِنِ انْتَهَوْا فَاِنَّ اللّٰهَ بِمَا يَعْمَلُوْنَ
بَصِيْرٌ
Wa qātilūhum ḥattā lā takūna fitnatuw wa yakunad-dīnu kulluhū lillāh(i),fa
inintahau fa innallāha bimā ya‘malūna baṣīr(un).
Perangilah mereka
sampai tidak ada lagi fitnah (penganiayaan atau syirik) dan agama seutuhnya
hanya bagi Allah. Jika mereka berhenti (dari kekufuran), sesungguhnya Allah
Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.
40
وَاِنْ تَوَلَّوْا فَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَوْلٰىكُمْ
ۗنِعْمَ الْمَوْلٰى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ ۔
Wa in tawallau fa‘lamū
annallāha maulākum, ni‘mal-maulā wa ni‘man-naṣīr(u).
Jika mereka berpaling,
ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah pelindungmu. Dia adalah sebaik-baik
pelindung dan sebaik-baik penolong.
41
۞ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّمَا غَنِمْتُمْ مِّنْ شَيْءٍ فَاَنَّ لِلّٰهِ
خُمُسَهٗ وَلِلرَّسُوْلِ وَلِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَابْنِ
السَّبِيْلِ اِنْ كُنْتُمْ اٰمَنْتُمْ بِاللّٰهِ وَمَآ اَنْزَلْنَا عَلٰى
عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعٰنِۗ وَاللّٰهُ عَلٰى
كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Wa‘lamū annamā
ganimtum min syai'in fa anna lillāhi khumusahū wa lir-rasūli wa liżil-qurbā
wal-yatāmā wal-masākīni wabnis-sabīli in kuntum āmantum billāhi wa mā anzalnā
‘alā ‘abdinā yaumal-furqāni yaumal-taqal-jam‘ān(i), wallāhu ‘alā kulli syai'in
qadīr(un).
Ketahuilah,
sesungguhnya apa pun yang kamu peroleh sebagai rampasan perang,312) maka seperlimanya untuk Allah, Rasul, kerabat (Rasul),
anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan ibnusabil,313) jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami
turunkan kepada hamba Kami (Nabi Muhammad) pada hari al-furqān (pembeda), yaitu
pada hari bertemunya dua pasukan.314) Allah Maha Kuasa
atas segala sesuatu.
Catatan
Kaki
312) Yang dimaksud dengan rampasan perang di sini
adalah harta yang diperoleh dari orang-orang kafir melalui pertempuran. Adapun
harta yang diperoleh tanpa melalui pertempuran disebut fai‘. Pembagian dalam
ayat ini hanya berkaitan dengan ganimah saja. 313) Seperlima dari
ganimah itu dibagi kepada: (1) Allah Swt. dan Rasul-Nya, (2) kerabat Rasul
(Bani Hasyim dan Bani Muttalib), (3) anak yatim, (4) orang miskin, dan (5)
ibnusabil, yaitu orang yang sedang dalam perjalanan. Adapun empat per lima dari
ganimah itu dibagikan kepada mereka yang ikut bertempur. 314) Hari bertemunya dua pasukan pada Perang Badar (Jumat, 17
Ramadan 2 H). Sebagian mufasir berpendapat bahwa ayat ini mengisyaratkan
permulaan turunnya Al-Qur’an pada malam 17 Ramadan.
42
اِذْ اَنْتُمْ بِالْعُدْوَةِ الدُّنْيَا وَهُمْ بِالْعُدْوَةِ
الْقُصْوٰى وَالرَّكْبُ اَسْفَلَ مِنْكُمْۗ وَلَوْ تَوَاعَدْتُّمْ لَاخْتَلَفْتُمْ
فِى الْمِيْعٰدِۙ وَلٰكِنْ لِّيَقْضِيَ اللّٰهُ اَمْرًا كَانَ مَفْعُوْلًا ەۙ
لِّيَهْلِكَ مَنْ هَلَكَ عَنْۢ بَيِّنَةٍ وَّيَحْيٰى مَنْ حَيَّ عَنْۢ بَيِّنَةٍۗ
وَاِنَّ اللّٰهَ لَسَمِيْعٌ عَلِيْمٌۙ
Iż antum
bil-‘udwatid-dun-yā wa hum bil-‘udwatil-quṣwā war-rakbu asfala
minkum, wa lau tawā‘attum lakhtalaftum fil-mī‘ād(i), wa lākil liyaqḍiyallāhu amran kāna maf‘ūlā(n), liyahlika man halaka ‘am
bayyinatiw wa yaḥyā may ḥayya ‘am
bayyinah(tin), wa innallāha lasamī‘un ‘alīm(un).
(Yaitu,)
ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat (kota Madinah) dan mereka
berada di pinggir lembah yang jauh (dari kota Madinah), sedangkan kafilah itu
berada lebih rendah daripada kamu (menelusuri pantai).315) Seandainya kamu mengadakan perjanjian (untuk menentukan
hari pertempuran), niscaya kamu berbeda pendapat dalam menentukan hari
pertempuran itu, tetapi (pertempuran itu terjadi) supaya Allah melaksanakan
suatu urusan yang harus terjadi, yaitu agar orang yang binasa itu binasa dengan
bukti yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidup dengan bukti yang nyata
(pula). Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Catatan
Kaki
315) Kaum muslim waktu itu berada di pinggir
lembah yang dekat ke Madinah dan orang-orang kafir berada di pinggir lembah
yang jauh dari Madinah. Adapun kafilah yang dipimpin oleh Abu Sufyan berada di
tepi pantai yang berjarak kira-kira 5 mil dari Badar.
43
اِذْ يُرِيْكَهُمُ اللّٰهُ فِيْ مَنَامِكَ قَلِيْلًاۗ وَلَوْ
اَرٰىكَهُمْ كَثِيْرًا لَّفَشِلْتُمْ وَلَتَنَازَعْتُمْ فِى الْاَمْرِ وَلٰكِنَّ
اللّٰهَ سَلَّمَۗ اِنَّهٗ عَلِيْمٌۢ بِذَاتِ الصُّدُوْرِ
Iż yurīkahumullāhu fī
manāmika qalīlā(n), wa lau arākahum kaṡīral lafasyiltum wa
latanāza‘tum fil-amri wa lākinnallāha sallam(a), innahū ‘alīmum biżātiṣ-ṣudūr(i).
(Ingatlah)
ketika Allah memperlihatkan mereka kepadamu (Nabi Muhammad) di dalam mimpimu
(dalam jumlah) sedikit. Seandainya Allah memperlihatkan mereka kepadamu (dalam
jumlah) banyak, niscaya kamu gentar dan kamu akan berbantah-bantahan dalam
urusan itu, tetapi Allah telah menyelamatkan (kamu). Sesungguhnya Dia Maha
Mengetahui apa yang ada dalam hati.