1
يٰٓاَيُّهَا
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَوْفُوْا بِالْعُقُوْدِۗ اُحِلَّتْ لَكُمْ بَهِيْمَةُ
الْاَنْعَامِ اِلَّا مَا يُتْلٰى عَلَيْكُمْ غَيْرَ مُحِلِّى الصَّيْدِ وَاَنْتُمْ
حُرُمٌۗ اِنَّ اللّٰهَ يَحْكُمُ مَا يُرِيْدُ
Yā ayyuhal-lażīna āmanū aufū
bil-‘uqūd(i), uḥillat lakum bahīmatul-an‘āmi illā mā yutlā ‘alaikum gaira
muḥilliṣ-ṣaidi wa antum ḥurum(un), innallāha yaḥkumu mā yurīd(u).
Wahai orang-orang yang beriman,
penuhilah janji-janji!192) Dihalalkan bagimu hewan ternak, kecuali yang akan
disebutkan kepadamu (keharamannya) dengan tidak menghalalkan berburu ketika
kamu sedang berihram (haji atau umrah). Sesungguhnya Allah menetapkan hukum
sesuai dengan yang Dia kehendaki.
Catatan Kaki
192) Maksud janji di sini adalah janji kepada Allah Swt. untuk
mengikuti ajaran-Nya dan janji kepada manusia dalam muamalah.
2
يٰٓاَيُّهَا
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُحِلُّوْا شَعَاۤىِٕرَ اللّٰهِ وَلَا الشَّهْرَ
الْحَرَامَ وَلَا الْهَدْيَ وَلَا الْقَلَاۤىِٕدَ وَلَآ اٰۤمِّيْنَ الْبَيْتَ
الْحَرَامَ يَبْتَغُوْنَ فَضْلًا مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرِضْوَانًا ۗوَاِذَا
حَلَلْتُمْ فَاصْطَادُوْا ۗوَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ قَوْمٍ اَنْ
صَدُّوْكُمْ عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اَنْ تَعْتَدُوْاۘ وَتَعَاوَنُوْا عَلَى
الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
ۖوَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ
Yā ayyuhal-lażīna āmanū lā tuḥillū
sya‘ā'irallāhi wa lasy-syahral-ḥarāma wa lal-hadya wa lal-qalā'ida wa lā
āmmīnal-baital-ḥarāma yabtagūna faḍlam mir rabbihim wa riḍwānā(n), wa iżā ḥalaltum
faṣṭādū, wa lā yajrimannakum syana'ānu qaumin an ṣaddūkum ‘anil- asjidil-ḥarāmi
an ta‘tadū, wa ta‘āwanū ‘alal-birri wat-taqwā, wa lā ta‘āwanū ‘alal-iṡmi
wal-‘udwān(i), wattaqullāh(a), innallāha syadīdul-‘iqāb(i).
Wahai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu melanggar syiar-syiar (kesucian) Allah,193) jangan
(melanggar kehormatan) bulan-bulan haram,194) jangan (mengganggu) hadyu
(hewan-hewan kurban)195) dan qalā’id (hewan-hewan kurban yang diberi tanda),196) dan
jangan (pula mengganggu) para pengunjung Baitulharam sedangkan mereka mencari
karunia dan rida Tuhannya!197) Apabila kamu telah bertahalul (menyelesaikan ihram),
berburulah (jika mau). Janganlah sekali-kali kebencian(-mu) kepada suatu kaum,
karena mereka menghalang-halangimu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat
melampaui batas (kepada mereka). Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat
siksaan-Nya.
Catatan Kaki
193) Syiar-syiar kesucian Allah ialah segala amalan yang
dilakukan dalam rangka ibadah haji, seperti tata cara melakukan tawaf dan sa’i,
serta tempat-tempat mengerjakannya, seperti Ka‘bah, Safa, dan Marwah. 194) Bulan haram ialah Zulkaidah, Zulhijah, Muharam,
dan Rajab. Pada bulan-bulan itu dilarang melakukan peperangan. 195) Hadyu ialah hewan yang disembelih sebagai
pengganti (dam) pekerjaan wajib yang ditinggalkan atau sebagai denda karena
melanggar hal-hal yang terlarang di dalam ibadah haji.
196) Qalā’id ialah hewan hadyu yang diberi kalung sebagai tanda bahwa
hewan itu telah ditetapkan untuk dibawa ke Ka‘bah. 197)
Yang dimaksud dengan karunia di sini ialah keuntungan yang diberikan Allah Swt.
dalam perjalanan ibadah haji, sedangkan keridaan-Nya ialah pahala yang
diberikannya atas ibadah haji.
3
حُرِّمَتْ
عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيْرِ وَمَآ اُهِلَّ لِغَيْرِ
اللّٰهِ بِهٖ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوْذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ
وَالنَّطِيْحَةُ وَمَآ اَكَلَ السَّبُعُ اِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْۗ وَمَا ذُبِحَ
عَلَى النُّصُبِ وَاَنْ تَسْتَقْسِمُوْا بِالْاَزْلَامِۗ ذٰلِكُمْ فِسْقٌۗ
اَلْيَوْمَ يَىِٕسَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ دِيْنِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ
وَاخْشَوْنِۗ اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ
نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ فَمَنِ اضْطُرَّ فِيْ
مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّاِثْمٍۙ فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Ḥurrimat ‘alaikumul-maitatu wad-damu
wa laḥmul-khinzīri wa mā uhilla ligairillāhi bihī wal-munkhaniqatu
wal-mauqūżatu wal-mutaraddiyatu wan-naṭīḥatu wa mā akalas-sabu‘u illā mā
żakkaitum, wa mā żubiḥa ‘alan-nuṣubi wa an tastaqsimū bil-azlām(i), żālikum
fisq(un), al-yauma ya'isal-lażīna kafarū min dīnikum falā takhsyauhum
wakhsyaun(i), al-yauma akmaltu lakum dīnakum wa atmamtu ‘alaikum ni‘matī wa
raḍītu lakumul-islāma dīnā(n), fa maniḍṭurra fī makhmaṣatin gaira mutajānifil
li'iṡm(in), fa innallāha gafūrur raḥīm(un).
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai,
darah, daging babi, dan (daging hewan) yang disembelih bukan atas (nama) Allah,
yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam
binatang buas, kecuali yang (sempat) kamu sembelih.198) (Diharamkan
pula) apa yang disembelih untuk berhala. (Demikian pula) mengundi nasib dengan
azlām (anak panah),199) (karena) itu suatu perbuatan fasik. Pada hari ini200) orang-orang
kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu. Oleh sebab itu, janganlah
kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Aku
sempurnakan agamamu untukmu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku
ridai Islam sebagai agamamu. Maka, siapa yang terpaksa karena lapar, bukan
karena ingin berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
Catatan Kaki
198) Hewan yang tercekik, dipukul, jatuh, ditanduk, dan diterkam
binatang buas hukumnya halal apabila sempat disembelih sebelum mati. 199) Al-Azlām artinya ‘anak panah yang tidak memakai
bulu’. Orang Arab Jahiliah menggunakannya untuk mengundi apakah melakukan
sesuatu atau tidak. Mereka mengambil tiga buah anak panah: yang pertama ditulis
“lakukanlah”, yang kedua ditulis “jangan lakukan”, dan yang ketiga dibiarkan
kosong. Ketiganya lalu diletakkan dalam sebuah tempat dan disimpan di dalam
Ka‘bah. Apabila hendak melakukan sesuatu, mereka meminta juru kunci Ka‘bah
untuk mengambil sebuah anak panah. Mereka akan menaati apa pun yang tertulis pada
anak panah yang terambil. Akan tetapi, jika yang terambil adalah anak panah
yang kosong, mereka akan mengulang undian. 200)
Maksud kata hari ini adalah pada waktu haji wada‘.
4
يَسْـَٔلُوْنَكَ
مَاذَآ اُحِلَّ لَهُمْۗ قُلْ اُحِلَّ لَكُمُ الطَّيِّبٰتُۙ وَمَا عَلَّمْتُمْ
مِّنَ الْجَوَارِحِ مُكَلِّبِيْنَ تُعَلِّمُوْنَهُنَّ مِمَّا عَلَّمَكُمُ اللّٰهُ
فَكُلُوْا مِمَّآ اَمْسَكْنَ عَلَيْكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ عَلَيْهِ ۖوَاتَّقُوا
اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ سَرِيْعُ الْحِسَابِ
Yas'alūnaka māżā uḥilla lahum, qul
uḥilla lakumuṭ-ṭayyibāt(u), wa mā ‘allamtum minal-jawāriḥi mukallibīna
tu‘allimūnahunna mimmā ‘allamakumullāhu fa kulū mimmā amsakna ‘alaikum
ważkurusmallāhi ‘alaih(i), wattaqullāh(a), innallāha sarī‘ul-ḥisāb(i).
Mereka bertanya kepadamu (Nabi
Muhammad), “Apakah yang dihalalkan bagi mereka?” Katakanlah, “Yang dihalalkan
bagimu adalah (makanan-makanan) yang baik dan (buruan yang ditangkap) oleh
binatang pemburu yang telah kamu latih untuk berburu, yang kamu latih menurut
apa yang telah diajarkan Allah kepadamu. Maka, makanlah apa yang ditangkapnya
untukmu201) dan sebutlah nama Allah (waktu melepasnya).
Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat cepat perhitungan-Nya.”
Catatan Kaki
201) Maksudnya adalah hewan buruan yang ditangkap oleh binatang
pemburu yang sengaja dilepas oleh pemiliknya untuk berburu dan binatang pemburu
itu tidak memakannya.
5
اَلْيَوْمَ
اُحِلَّ لَكُمُ الطَّيِّبٰتُۗ وَطَعَامُ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ حِلٌّ
لَّكُمْ ۖوَطَعَامُكُمْ حِلٌّ لَّهُمْ ۖوَالْمُحْصَنٰتُ مِنَ الْمُؤْمِنٰتِ
وَالْمُحْصَنٰتُ مِنَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ مِنْ قَبْلِكُمْ اِذَآ
اٰتَيْتُمُوْهُنَّ اُجُوْرَهُنَّ مُحْصِنِيْنَ غَيْرَ مُسٰفِحِيْنَ وَلَا
مُتَّخِذِيْٓ اَخْدَانٍۗ وَمَنْ يَّكْفُرْ بِالْاِيْمَانِ فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُهٗ
ۖوَهُوَ فِى الْاٰخِرَةِ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ ࣖ
Al-yauma uḥilla lakumuṭ-ṭayyibāt(u),
wa ṭa‘āmul-lażīna ūtul-kitāba ḥillul lakum, wa ṭa‘āmukum ḥillul lahum,
wal-muḥṣanātu minal-mu'mināti wal-muḥṣanātu minal-lażīna ūtul-kitāba min
qablikum iżā ātaitumūhunna ujūrahunna muḥṣinīna gaira musāfiḥīna wa lā
muttakhiżī akhdān(in), wa may yakfur bil-īmāni faqad ḥabiṭa ‘amaluh(ū), wa huwa
fil-ākhirati minal-khāsirīn(a).
Pada hari ini dihalalkan bagimu
segala (makanan) yang baik. Makanan (sembelihan) Ahlulkitab itu halal bagimu
dan makananmu halal (juga) bagi mereka. (Dihalalkan bagimu menikahi)
perempuan-perempuan yang menjaga kehormatan di antara perempuan-perempuan yang
beriman dan perempuan-perempuan yang menjaga kehormatan di antara orang-orang
yang diberi kitab suci sebelum kamu, apabila kamu membayar maskawin mereka
untuk menikahinya, tidak dengan maksud berzina, dan tidak untuk menjadikan
(mereka) pasangan gelap (gundik). Siapa yang kufur setelah beriman, maka
sungguh sia-sia amalnya dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi.
6
يٰٓاَيُّهَا
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ
وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ
اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ
مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ
اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا
طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ
اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ
وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Yā ayyuhal-lażīna āmanū iżā qumtum
ilaṣ-ṣalāti fagsilū wujūhakum wa aidiyakum ilal-marāfiqi wamsaḥū biru'ūsikum wa
arjulakum ilal-ka‘bain(i), wa in kuntum junuban faṭṭahharū, wa in kuntum marḍā
au ‘alā safarin au jā'a aḥadum minkum minal-gā'iṭi au lāmastumun-nisā'a falam
tajidū mā'an fa tayammamū ṣa‘īdan ṭayyiban famsaḥū biwujūhikum wa aidīkum
minh(u), mā yurīdullāhu liyaj‘ala ‘alaikum min ḥarajiw wa lākiy yurīdu
liyuṭahhirakum wa liyutimma na‘matahū ‘alaikum la‘allakum tasykurūn(a).
Wahai orang-orang yang beriman,
apabila kamu berdiri hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan
tanganmu sampai ke siku serta usaplah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai
kedua mata kaki. Jika kamu dalam keadaan junub, mandilah. Jika kamu sakit,202) dalam
perjalanan, kembali dari tempat buang air (kakus), atau menyentuh203) perempuan,
lalu tidak memperoleh air, bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah
wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menjadikan bagimu
sedikit pun kesulitan, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan
nikmat-Nya bagimu agar kamu bersyukur.
Catatan Kaki
202) Maksudnya, sakit yang membuatnya tidak boleh terkena air. 203) Lihat catatan kaki surah an-Nisā’ (4): 43.
7
وَاذْكُرُوْا
نِعْمَةَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ وَمِيْثَاقَهُ الَّذِيْ وَاثَقَكُمْ بِهٖٓ ۙاِذْ
قُلْتُمْ سَمِعْنَا وَاَطَعْنَا ۖوَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ
ۢبِذَاتِ الصُّدُوْرِ
Ważkurū ni‘matallāhi ‘alaikum wa
mīṡāqahul-lażī wāṡaqakum bih(ī), iż qultum sami‘nā wa aṭa‘nā, wattaqullāh(a),
innallāha ‘alīmum biżātiṣ-ṣudūr(i).
Ingatlah nikmat Allah kepadamu dan
perjanjian-Nya204) yang telah Dia ikatkan kepadamu ketika kamu
mengatakan, “Kami mendengar dan kami menaati.” Bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati.
Catatan Kaki
204) Maksudnya, perjanjian untuk mendengar dan taat kepada Nabi
Muhammad saw. dalam kondisi apa pun yang diikrarkan pada waktu baiat (sumpah
setia).
8
يٰٓاَيُّهَا
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّامِيْنَ لِلّٰهِ شُهَدَاۤءَ بِالْقِسْطِۖ
وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ قَوْمٍ عَلٰٓى اَلَّا تَعْدِلُوْا ۗاِعْدِلُوْاۗ
هُوَ اَقْرَبُ لِلتَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا
تَعْمَلُوْنَ
Yā ayyuhal-lażīna āmanū kūnū
qawwāmīna lillāhi syuhadā'a bil-qisṭi wa lā yajrimannakum syana'ānu qamin ‘alā
allā ta‘dilū, i‘dilū, huwa aqrabu lit-taqwā wattaqullāh(a), innallāha khabīrum
bimā ta‘malūn(a).
Wahai orang-orang yang beriman,
jadilah kamu penegak (kebenaran) karena Allah (dan) saksi-saksi (yang
bertindak) dengan adil. Janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong
kamu untuk berlaku tidak adil. Berlakulah adil karena (adil) itu lebih dekat
pada takwa. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap
apa yang kamu kerjakan.
9
وَعَدَ
اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِۙ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ
وَّاَجْرٌ عَظِيْمٌ
Wa‘adallāhul-lażīna āmanū wa
‘amiluṣ-ṣāliḥāt(i), lahum magfiratuw wa ajrun ‘aẓīm(un).
Allah telah menjanjikan kepada
orang-orang yang beriman dan beramal saleh (bahwa) bagi mereka ampunan dan
pahala yang besar.
10
وَالَّذِيْنَ
كَفَرُوْا وَكَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَآ اُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ الْجَحِيْمِ
Wal-lażīna kafarū wa każżabū
bi'āyātinā ulā'ika aṣḥābul-jaḥīm(i).
Adapun orang-orang yang kufur dan
mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni (neraka) Jahim.
11
يٰٓاَيُّهَا
الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ هَمَّ قَوْمٌ
اَنْ يَّبْسُطُوْٓا اِلَيْكُمْ اَيْدِيَهُمْ فَكَفَّ اَيْدِيَهُمْ عَنْكُمْۚ
وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗوَعَلَى اللّٰهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُوْنَ ࣖ
Yā ayyuhal-lażīna āmanużkurū
ni‘matallāhi ‘alaikum iż hamma qaumun ay yabsuṭū ilaikum aidiyahum fa kaffa
aidiyahum ‘ankum, wattaqullāh(a), wa ‘alallāhi falyatawakkalil-mu'minūn(a).
Wahai orang-orang yang beriman,
ingatlah nikmat Allah (yang dianugerahkan) kepadamu ketika suatu kaum bermaksud
hendak menyerangmu dengan tangannya, lalu Dia menahan tangan (mencegah) mereka
dari kamu. Bertakwalah kepada Allah dan hanya kepada Allahlah hendaknya
orang-orang mukmin itu bertawakal.
12
۞
وَلَقَدْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۚ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ
اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيْبًاۗ وَقَالَ اللّٰهُ اِنِّيْ مَعَكُمْ ۗ لَىِٕنْ اَقَمْتُمُ
الصَّلٰوةَ وَاٰتَيْتُمُ الزَّكٰوةَ وَاٰمَنْتُمْ بِرُسُلِيْ وَعَزَّرْتُمُوْهُمْ
وَاَقْرَضْتُمُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا لَّاُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ
وَلَاُدْخِلَنَّكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۚ فَمَنْ كَفَرَ
بَعْدَ ذٰلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ
Wa laqad akhażallāhu mīṡāqa banī
isrā'īl(a), wa ba‘aṡnā minhumuṡnai ‘asyara naqībā(n), wa qālallāhu innī
ma‘akum, la'in aqamtumuṣ-ṣalāta wa ātaitumuz-zakāta wa āmantum birusulī wa
‘azzartumūhum wa aqraḍtumullāha qarḍan ḥasanal la'ukaffiranna ‘ankum
sayyi'ātikum wa la'udkhilannakum jannātin tajrī min taḥtihal-anhār(u), faman
kafara ba‘da żālika minkum faqad ḍalla sawā'as-sabīl(i).
Sungguh, Allah benar-benar telah
mengambil perjanjian dengan Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas
orang pemimpin di antara mereka. Allah berfirman, “Aku bersamamu. Sungguh, jika
kamu mendirikan salat, menunaikan zakat, beriman kepada rasul-rasul-Ku dan
membantu mereka, serta kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik,205) pasti
akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu dan akan Aku masukkan kamu ke dalam surga
yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Maka, siapa yang kufur di antaramu
setelah itu, sungguh dia telah tersesat dari jalan yang lurus.”
Catatan Kaki
205) Pinjaman yang baik kepada Allah maksudnya adalah
menginfakkan harta di jalan Allah Swt., baik infak wajib maupun sunah.
13
فَبِمَا
نَقْضِهِمْ مِّيْثَاقَهُمْ لَعَنّٰهُمْ وَجَعَلْنَا قُلُوْبَهُمْ قٰسِيَةً ۚ
يُحَرِّفُوْنَ الْكَلِمَ عَنْ مَّوَاضِعِهٖۙ وَنَسُوْا حَظًّا مِّمَّا ذُكِّرُوْا
بِهٖۚ وَلَا تَزَالُ تَطَّلِعُ عَلٰى خَاۤىِٕنَةٍ مِّنْهُمْ اِلَّا قَلِيْلًا
مِّنْهُمْ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاصْفَحْ ۗاِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ
Fabimā naqḍihim mīṡāqahum la‘annāhum
wa ja‘alnā qulūbahum qāsiyah(tan), yuḥarrifūnal-kalima ‘am mawāḍi‘ih(ī), wa
nasū ḥaẓẓam mimmā żukkirū bih(ī), wa lā tazālu taṭṭali‘u ‘alā khā'inatim minhum
illā qalīlam minhum fa‘fu ‘anhum waṣfaḥ, innallāha yuḥibbul-muḥsinīn(a).
(Namun,) karena mereka melanggar janjinya,
Kami melaknat mereka dan Kami menjadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka
mengubah firman-firman (Allah) dari tempat-tempatnya206) dan
mereka (sengaja) melupakan sebagian pesan yang telah diperingatkan kepada
mereka. Engkau (Nabi Muhammad) senantiasa akan melihat pengkhianatan dari
mereka, kecuali sekelompok kecil di antara mereka (yang tidak berkhianat).
Maka, maafkanlah mereka dan biarkanlah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
muhsin.
Catatan Kaki
206) Maksudnya, mengubah teks ayat dengan cara mendahulukan,
mengakhirkan, menambahkan, atau mengurangi, dan memalingkan makna kalimat dari
pemahaman yang sesungguhnya.
14
وَمِنَ
الَّذِيْنَ قَالُوْٓا اِنَّا نَصٰرٰٓى اَخَذْنَا مِيْثَاقَهُمْ فَنَسُوْا حَظًّا
مِّمَّا ذُكِّرُوْا بِهٖۖ فَاَغْرَيْنَا بَيْنَهُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاۤءَ
اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِ ۗ وَسَوْفَ يُنَبِّئُهُمُ اللّٰهُ بِمَا كَانُوْا
يَصْنَعُوْنَ
Wa minal-lażīna qālū innā naṣārā
akhażnā mīṡāqahum fa nasū ḥaẓẓam mimmā żukkirū bih(ī), fa agrainā
bainahumul-‘adāwata wal-bagḍā'a ilā yaumil-qiyāmah(ti), wa saufa
yunabbi'uhumullāhu bimā kānū yaṣna‘ūn(a).
Dari orang-orang yang mengatakan,
“Sesungguhnya kami adalah orang Nasrani,” Kami telah mengambil perjanjian. Kemudian,
mereka melupakan sebagian pesan yang telah diperingatkan kepada mereka. Maka,
Kami menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka hingga hari Kiamat.
Kelak Allah akan memberitakan kepada mereka apa yang selama ini mereka perbuat.
15
يٰٓاَهْلَ
الْكِتٰبِ قَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ كَثِيْرًا مِّمَّا
كُنْتُمْ تُخْفُوْنَ مِنَ الْكِتٰبِ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍەۗ قَدْ جَاۤءَكُمْ
مِّنَ اللّٰهِ نُوْرٌ وَّكِتٰبٌ مُّبِيْنٌۙ
Yā ahlal-kitābi qad jā'akum rasūlunā
yubayyinu lakum kaṡīram mimmā kuntum tukhfūna minal-kitābi wa ya‘fū ‘an
kaṡīr(in), qad jā'akum minallāhi nūruw wa kitābum mubīn(un).
Wahai Ahlulkitab, sungguh rasul Kami
telah datang kepadamu untuk menjelaskan banyak hal dari (isi) kitab suci yang
kamu sembunyikan dan membiarkan (tidak menjelaskan) banyak hal (pula). Sungguh,
telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab suci207) yang
jelas.
Catatan Kaki
207) Cahaya dari Allah Swt. maksudnya adalah Nabi Muhammad saw.,
sedangkan kitab suci maksudnya adalah Al-Qur’an.
16
يَّهْدِيْ
بِهِ اللّٰهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهٗ سُبُلَ السَّلٰمِ وَيُخْرِجُهُمْ مِّنَ
الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوْرِ بِاِذْنِهٖ وَيَهْدِيْهِمْ اِلٰى صِرَاطٍ
مُّسْتَقِيْمٍ
Yahdī bihillāhi manittaba‘a
riḍwānahū subulas-salāmi wa yukhrijuhum minaẓ-ẓulumāti ilan-nūri bi'iżnihī wa
yahdīhim ilā ṣirāṭim mustaqīm(in).
Dengannya (kitab suci) Allah
menunjukkan kepada orang yang mengikuti rida-Nya jalan-jalan keselamatan,
mengeluarkannya dari berbagai kegelapan menuju cahaya dengan izin-Nya, dan
menunjukkan kepadanya (satu) jalan yang lurus.
17
لَقَدْ
كَفَرَ الَّذِيْنَ قَالُوْٓا اِنَّ اللّٰهَ هُوَ الْمَسِيْحُ ابْنُ مَرْيَمَۗ قُلْ
فَمَنْ يَّمْلِكُ مِنَ اللّٰهِ شَيْـًٔا اِنْ اَرَادَ اَنْ يُّهْلِكَ الْمَسِيْحَ
ابْنَ مَرْيَمَ وَاُمَّهٗ وَمَنْ فِى الْاَرْضِ جَمِيْعًا ۗوَلِلّٰهِ مُلْكُ
السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا ۗ يَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ
عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Laqad kafaral-lażīna qālū innallāha
huwal-masīḥubnu maryam(a), qul famay yamliku minallāhi syai'an in arāda ay
yuhlikal-masīḥabna maryama wa ummahū wa man fil-arḍi jamī‘ā(n), wa lillāhi
mulkus-samāwāti wal-arḍi wa mā bainahumā, yakhluqu mā yasyā'(u), wallāhu ‘alā
kulli syai'in qadīr(un).
Sungguh, benar-benar telah kufur
orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah itulah Almasih putra Maryam.”
Katakanlah (Nabi Muhammad), “(Jika benar begitu,) siapakah yang dapat
menghalang-halangi kehendak Allah jika Dia hendak membinasakan Almasih putra
Maryam, ibunya, dan seluruh yang berada di bumi?” Milik Allahlah kerajaan
langit, bumi, dan apa yang ada di antara keduanya. Dia menciptakan apa yang Dia
kehendaki. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
18
وَقَالَتِ
الْيَهُوْدُ وَالنَّصٰرٰى نَحْنُ اَبْنٰۤؤُا اللّٰهِ وَاَحِبَّاۤؤُهٗ ۗ قُلْ
فَلِمَ يُعَذِّبُكُمْ بِذُنُوْبِكُمْ ۗ بَلْ اَنْتُمْ بَشَرٌ مِّمَّنْ خَلَقَۗ
يَغْفِرُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَلِلّٰهِ مُلْكُ
السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا ۖوَاِلَيْهِ الْمَصِيْرُ
Wa qālatil-yahūdu wan-naṣārā naḥnu
abnā'ullāhi wa aḥibbā'uh(ū), qul falima yu‘ażżibukum biżunūbikum, bal antum
basyarum mimman khalaq(a), yagfiru limay yasyā'u wa yu‘ażżibu may yasyā'(u), wa
lillāhi mulkus-samāwāti wal-arḍi wa mā bainahumā, wa ilaihil-maṣīr(u).
Orang Yahudi dan orang Nasrani
berkata, “Kami adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya.” Katakanlah,
“(Jika benar begitu,) mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu?
Sebaliknya, kamu adalah manusia (biasa) di antara orang-orang yang Dia
ciptakan. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan menyiksa siapa yang Dia
kehendaki (pula). Milik Allahlah kerajaan langit, bumi, dan apa yang ada di
antara keduanya, dan kepada-Nya semua akan kembali.”
19
يٰٓاَهْلَ
الْكِتٰبِ قَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ عَلٰى فَتْرَةٍ مِّنَ
الرُّسُلِ اَنْ تَقُوْلُوْا مَا جَاۤءَنَا مِنْۢ بَشِيْرٍ وَّلَا نَذِيْرٍۗ فَقَدْ
جَاۤءَكُمْ بَشِيْرٌ وَّنَذِيْرٌ ۗوَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ࣖ
Yā ahlal-kitābi qad jā'akum rasūlunā
yubayyinu lakum ‘alā fatratim minar-rusuli an taqūlū mā jā'anā mim basyīriw wa
lā nażīr(in), faqad jā'akum basyīruw wa nażīr(un), wallāhu ‘alā kulli syai'in
qadīr(un).
Wahai Ahlulkitab, sungguh rasul Kami
telah datang kepadamu untuk memberi penjelasan setelah beberapa saat
terhentinya (pengutusan) rasul-rasul agar kamu tidak mengatakan, “Tidak ada
yang datang kepada kami, baik pembawa berita gembira maupun pemberi
peringatan.” Sungguh, telah datang kepadamu pembawa berita gembira dan pemberi
peringatan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
20
وَاِذْ
قَالَ مُوْسٰى لِقَوْمِهٖ يٰقَوْمِ اذْكُرُوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ
جَعَلَ فِيْكُمْ اَنْۢبِيَاۤءَ وَجَعَلَكُمْ مُّلُوْكًاۙ وَّاٰتٰىكُمْ مَّا لَمْ
يُؤْتِ اَحَدًا مِّنَ الْعٰلَمِيْنَ
Wa iż qāla mūsā liqaumihī yā
qaumiżkurū ni‘matallāhi ‘alaikum iż ja‘ala fīkum ambiyā'a wa ja‘alakum
mulūkā(n), wa ātākum mā lam yu'ti aḥadam minal-‘ālamīn(a).
(Ingatlah) ketika Musa berkata kepada
kaumnya, “Wahai kaumku, ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika Dia mengangkat
nabi-nabi di antaramu, menjadikanmu (terhormat seperti) para raja, dan
menganugerahkan kepadamu apa yang belum pernah Dia anugerahkan kepada seorang
pun di antara umat yang lain.
21
يٰقَوْمِ
ادْخُلُوا الْاَرْضَ الْمُقَدَّسَةَ الَّتِيْ كَتَبَ اللّٰهُ لَكُمْ وَلَا
تَرْتَدُّوْا عَلٰٓى اَدْبَارِكُمْ فَتَنْقَلِبُوْا خٰسِرِيْنَ
Yā qaumidkhulul-arḍal-muqaddasatal-latī
kataballāhu lakum wa lā tartaddū ‘alā adbārikum fa tanqalibū khāsirīn(a).
Wahai kaumku, masuklah ke tanah suci
(Baitulmaqdis) yang telah Allah tentukan bagimu208) dan
janganlah berbalik ke belakang (karena takut kepada musuh), nanti kamu menjadi
orang-orang yang rugi.”
Catatan Kaki
208) Maksudnya, tanah Palestina ditentukan Allah Swt. bagi kaum
Yahudi selama mereka beriman dan taat kepada Allah Swt. Ketika Nabi Muhammad
saw. sudah diutus Allah Swt., sementara mereka menolak untuk beriman kepadanya,
ketentuan itu pupus bagi orang Yahudi.
22
قَالُوْا
يٰمُوْسٰٓى اِنَّ فِيْهَا قَوْمًا جَبَّارِيْنَۖ وَاِنَّا لَنْ نَّدْخُلَهَا
حَتّٰى يَخْرُجُوْا مِنْهَاۚ فَاِنْ يَّخْرُجُوْا مِنْهَا فَاِنَّا دٰخِلُوْنَ
Qālū yā mūsā inna fīhā qauman
jabbārīn(a), wa innā lan nadkhulahā ḥattā yakhrujū minhā, fa iy yakhrujū minhā
fa innā dākhilūn(a).
Mereka berkata, “Wahai Musa,
sesungguhnya di dalamnya (negeri itu) ada orang-orang yang sangat kuat dan
kejam. Kami tidak akan memasukinya sebelum mereka keluar. Jika mereka keluar
dari sana, kami pasti akan masuk.”
23
قَالَ
رَجُلَانِ مِنَ الَّذِيْنَ يَخَافُوْنَ اَنْعَمَ اللّٰهُ عَلَيْهِمَا ادْخُلُوْا
عَلَيْهِمُ الْبَابَۚ فَاِذَا دَخَلْتُمُوْهُ فَاِنَّكُمْ غٰلِبُوْنَ ەۙ وَعَلَى
اللّٰهِ فَتَوَكَّلُوْٓا اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ
Qāla rajulāni minal-lażīna yakhāfūna
an‘amallāhu ‘alaihimadkhulū ‘alaihimul-bāb(a), fa iżā dakhaltumūhu fa innakum
gālibūn(a), wa ‘alallāhi fa tawakkalū in kuntum mu'minīn(a).
Berkatalah dua orang laki-laki di
antara mereka yang bertakwa, yang keduanya telah diberi nikmat oleh Allah,
“Masukilah pintu gerbang negeri itu untuk (menyerang) mereka (penduduk
Baitulmaqdis). Jika kamu memasukinya, kamu pasti akan menang. Bertawakallah
hanya kepada Allah, jika kamu orang-orang mukmin.”
24
قَالُوْا
يٰمُوْسٰٓى اِنَّا لَنْ نَّدْخُلَهَآ اَبَدًا مَّا دَامُوْا فِيْهَا ۖفَاذْهَبْ
اَنْتَ وَرَبُّكَ فَقَاتِلَآ اِنَّا هٰهُنَا قٰعِدُوْنَ
Qālū yā mūsā innā lan nadkhulahā
abadam mā dāmū fīhā, fażhab anta wa rabbuka fa qātilā innā hāhunā qā‘idūn(a).
Mereka berkata, “Wahai Musa,
sesungguhnya kami sampai kapan pun tidak akan memasukinya selama mereka masih
ada di dalamnya. Oleh karena itu, pergilah engkau bersama Tuhanmu, lalu
berperanglah kamu berdua. Sesungguhnya kami tetap berada di sini saja.”
25
قَالَ
رَبِّ اِنِّيْ لَآ اَمْلِكُ اِلَّا نَفْسِيْ وَاَخِيْ فَافْرُقْ بَيْنَنَا
وَبَيْنَ الْقَوْمِ الْفٰسِقِيْنَ
Qāla rabbi innī lā amliku illā nafsī
wa akhī fafruq bainanā wa bainal-qaumil-fāsiqīn(a).
Dia (Musa) berkata, “Ya Tuhanku, aku
tidak mempunyai kekuasaan apa pun, kecuali atas diriku sendiri dan saudaraku.
Oleh sebab itu, pisahkanlah antara kami dan kaum yang fasik itu.”
26
قَالَ
فَاِنَّهَا مُحَرَّمَةٌ عَلَيْهِمْ اَرْبَعِيْنَ سَنَةً ۚيَتِيْهُوْنَ فِى
الْاَرْضِۗ فَلَا تَأْسَ عَلَى الْقَوْمِ الْفٰسِقِيْنَ ࣖ
Qāla fa innahā muḥarramatun ‘alaihim
arba‘īna sanah(tan), yatīhūna fil-arḍ(i), falā ta'sa ‘alal qaumil-fāsiqīn(a).
(Allah) berfirman, “(Jika demikian,)
sesungguhnya (negeri) itu terlarang buat mereka selama empat puluh tahun.
(Selama itu) mereka akan mengembara kebingungan di bumi. Maka, janganlah engkau
(Musa) bersedih atas (nasib) kaum yang fasik itu.”
27
۞
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَاَ ابْنَيْ اٰدَمَ بِالْحَقِّۘ اِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا
فَتُقُبِّلَ مِنْ اَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْاٰخَرِۗ قَالَ
لَاَقْتُلَنَّكَ ۗ قَالَ اِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللّٰهُ مِنَ الْمُتَّقِيْنَ
Watlu ‘alaihim naba'abnai ādama
bil-ḥaqqi iż qarrabā qurbānan fa tuqubbila min aḥadihimā wa lam yutaqabbal
minal-ākhar(i), qāla la'aqtulannak(a), qāla innamā yataqabbalullāhu
minal-muttaqīn(a).
Bacakanlah (Nabi Muhammad) kepada
mereka berita tentang dua putra Adam dengan sebenarnya. Ketika keduanya
mempersembahkan kurban, kemudian diterima dari salah satunya (Habil) dan tidak
diterima dari yang lain (Qabil). Dia (Qabil) berkata, “Sungguh, aku pasti akan
membunuhmu.” Dia (Habil) berkata, “Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal)
dari orang-orang yang bertakwa.
28
لَىِٕنْۢ
بَسَطْتَّ اِلَيَّ يَدَكَ لِتَقْتُلَنِيْ مَآ اَنَا۠ بِبَاسِطٍ يَّدِيَ اِلَيْكَ
لِاَقْتُلَكَۚ اِنِّيْٓ اَخَافُ اللّٰهَ رَبَّ الْعٰلَمِيْنَ
La'im basaṭta ilayya yadaka
litaqtulanī mā ana bibāsiṭiy yadiya ilaika li'aqtulak(a), innī akhāfullāha
rabbal-‘ālamīn(a).
Sesungguhnya jika engkau (Qabil)
menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku tidak akan menggerakkan
tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan
semesta alam.
29
اِنِّيْٓ
اُرِيْدُ اَنْ تَبُوْۤاَ بِاِثْمِيْ وَاِثْمِكَ فَتَكُوْنَ مِنْ اَصْحٰبِ
النَّارِۚ وَذٰلِكَ جَزٰۤؤُا الظّٰلِمِيْنَۚ
Innī urīdu an tabū'a bi'iṡmī wa
iṡmika fa takūna min aṣḥābin-nār(i), wa żālika jazā'uẓ-ẓālimīn(a).
Sesungguhnya aku ingin engkau
kembali (kepada-Nya) dengan (membawa) dosa (karena membunuh)-ku dan dosamu (sebelum
itu) sehingga engkau akan termasuk penghuni neraka. Itulah balasan bagi
orang-orang yang zalim.”
30
فَطَوَّعَتْ
لَهٗ نَفْسُهٗ قَتْلَ اَخِيْهِ فَقَتَلَهٗ فَاَصْبَحَ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ
Fa ṭawwa‘at lahū nafsuhū qatla
akhīhi fa qatalahū fa aṣbaḥa minal-khāsirīn(a).
Kemudian, hawa nafsunya (Qabil)
mendorong dia untuk membunuh saudaranya.209) Maka, dia pun (benar-benar)
membunuhnya sehingga dia termasuk orang-orang yang rugi.
Catatan Kaki
209) Sifat-sifat manusia yang dikhawatirkan malaikat (surah al-Baqarah
[2]: 30) mulai muncul pada anak Adam.
31
فَبَعَثَ
اللّٰهُ غُرَابًا يَّبْحَثُ فِى الْاَرْضِ لِيُرِيَهٗ كَيْفَ يُوَارِيْ سَوْءَةَ
اَخِيْهِ ۗ قَالَ يٰوَيْلَتٰٓى اَعَجَزْتُ اَنْ اَكُوْنَ مِثْلَ هٰذَا الْغُرَابِ
فَاُوَارِيَ سَوْءَةَ اَخِيْۚ فَاَصْبَحَ مِنَ النّٰدِمِيْنَ ۛ
Fa ba‘aṡallāhu gurābay yabḥaṡu
fil-arḍi liyuriyahū kaifa yuwārī sau'ata akhīh(i), qāla yā wailatā a‘ajazta an
akūna miṡla hāżal-gurābi fa uwāriya sau'ata akhī, fa aṣbaḥa minan-nādimīn(a).
Kemudian, Allah mengirim seekor
burung gagak untuk menggali tanah supaya Dia memperlihatkan kepadanya (Qabil)
bagaimana cara mengubur mayat saudaranya.210) (Qabil) berkata, “Celakalah
aku! Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini sehingga aku
dapat mengubur mayat saudaraku?” Maka, jadilah dia termasuk orang-orang yang
menyesal.
Catatan Kaki
210) Allah Swt. mengajarkan kepada manusia ilmu dan kemampuan
untuk mengembangkan kehidupannya dengan mempelajari perilaku hewan, tumbuhan,
dan fenomena alam lainnya.
32
مِنْ
اَجْلِ ذٰلِكَ ۛ كَتَبْنَا عَلٰى بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اَنَّهٗ مَنْ قَتَلَ
نَفْسًاۢ بِغَيْرِ نَفْسٍ اَوْ فَسَادٍ فِى الْاَرْضِ فَكَاَنَّمَا قَتَلَ
النَّاسَ جَمِيْعًاۗ وَمَنْ اَحْيَاهَا فَكَاَنَّمَآ اَحْيَا النَّاسَ جَمِيْعًا
ۗوَلَقَدْ جَاۤءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِالْبَيِّنٰتِ ثُمَّ اِنَّ كَثِيْرًا مِّنْهُمْ
بَعْدَ ذٰلِكَ فِى الْاَرْضِ لَمُسْرِفُوْنَ
Min ajli żālik(a), katabnā ‘alā banī
isrā'īla annahū man qatala nafsam bigairi nafsin au fasādin fil-arḍi fa
ka'annamā qatalan-nāsa jamī‘ā(n), wa man aḥyāhā fa ka'annamā aḥyan-nāsa
jamī‘ā(n), wa laqad jā'athum rusulunā bil-bayyināt(i), ṡumma inna kaṡīram
minhum ba‘da żālika fil-arḍi lamusrifūn(a).
Oleh karena itu, Kami menetapkan
(suatu hukum) bagi Bani Israil bahwa siapa yang membunuh seseorang bukan karena
(orang yang dibunuh itu) telah membunuh orang lain atau karena telah berbuat
kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia.211) Sebaliknya,
siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, dia seakan-akan telah
memelihara kehidupan semua manusia. Sungguh, rasul-rasul Kami benar-benar telah
datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas.
Kemudian, sesungguhnya banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di
bumi.
Catatan Kaki
211) Maksudnya, membunuh seorang manusia sama dengan
menghalalkan pembunuhan terhadap seluruh manusia. Sebaliknya, menjaga
kehormatan seorang manusia sama dengan menjaga kehormatan seluruh manusia.
33
اِنَّمَا
جَزٰۤؤُا الَّذِيْنَ يُحَارِبُوْنَ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ وَيَسْعَوْنَ فِى
الْاَرْضِ فَسَادًا اَنْ يُّقَتَّلُوْٓا اَوْ يُصَلَّبُوْٓا اَوْ تُقَطَّعَ
اَيْدِيْهِمْ وَاَرْجُلُهُمْ مِّنْ خِلَافٍ اَوْ يُنْفَوْا مِنَ الْاَرْضِۗ ذٰلِكَ
لَهُمْ خِزْيٌ فِى الدُّنْيَا وَلَهُمْ فِى الْاٰخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيْمٌ
Innamā jazā'ul-lażīna
yuḥāribūnallāha wa rasūlahū wa yas‘auna fil-arḍi fasādan ay yuqattalū au
yuṣallabū au tuqaṭṭa‘a aidīhim wa arjuluhum min khilāfin au yunfau
minal-arḍ(i), żālika lahum khizyun fid-dun-yā wa lahum fil-ākhirati ‘ażābun
‘aẓīm(un).
Balasan bagi orang-orang yang
memerangi Allah dan rasul-Nya serta membuat kerusakan di bumi hanyalah dibunuh,
disalib, dipotong tangan dan kaki mereka secara silang, atau diasingkan dari
tempat kediamannya. Yang demikian itu merupakan kehinaan bagi mereka di dunia
dan di akhirat (kelak) mereka mendapat azab yang sangat berat,212)
Catatan Kaki
212) Ayat ini berkenaan dengan penjelasan Allah Swt. tentang
ḥirābah, yaitu tindak kekerasan secara terang-terangan untuk mengambil harta,
membunuh, dan menimbulkan rasa takut, seperti perampokan dan terorisme.
34
اِلَّا
الَّذِيْنَ تَابُوْا مِنْ قَبْلِ اَنْ تَقْدِرُوْا عَلَيْهِمْۚ فَاعْلَمُوْٓا
اَنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ࣖ
Illal-lażīna tābū min qabli an
taqdirū ‘alaihim, fa‘lamū annallāha gafūrur raḥīm(un).
kecuali orang-orang yang bertobat
sebelum kamu dapat menangkapnya. Maka, ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
35
يٰٓاَيُّهَا
الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَابْتَغُوْٓا اِلَيْهِ الْوَسِيْلَةَ
وَجَاهِدُوْا فِيْ سَبِيْلِهٖ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Yā ayyuhal-lażīna āmanuttaqullāha
wabtagū ilaihil-wasīlata wa jāhidū fī sabīlihī la‘allakum tufliḥūn(a).
Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah, carilah wasilah (jalan untuk mendekatkan diri) kepada-Nya, dan
berjihadlah (berjuanglah) di jalan-Nya agar kamu beruntung.
36
اِنَّ
الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَوْ اَنَّ لَهُمْ مَّا فِى الْاَرْضِ جَمِيْعًا وَّمِثْلَهٗ
مَعَهٗ لِيَفْتَدُوْا بِهٖ مِنْ عَذَابِ يَوْمِ الْقِيٰمَةِ مَا تُقُبِّلَ
مِنْهُمْ ۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ
Innal-lażīna kafarū lau anna lahum
mā fil-arḍi jamī‘aw wa miṡlahū ma‘ahū liyaftadū bihī min ‘ażābi yaumil-qiyāmati
mā tuqubbila minhum, wa lahum ‘ażābun alīm(un).
Sesungguhnya orang-orang yang kufur,
seandainya memiliki segala apa yang ada di bumi dan ditambah (lagi) dengan
sebanyak itu untuk menebus diri mereka dari azab hari Kiamat, niscaya semua
(tebusan) itu tidak akan diterima dari mereka. Bagi mereka azab yang sangat
pedih.
37
يُرِيْدُوْنَ
اَنْ يَّخْرُجُوْا مِنَ النَّارِ وَمَا هُمْ بِخٰرِجِيْنَ مِنْهَا ۖوَلَهُمْ
عَذَابٌ مُّقِيْمٌ
Yurīdūna ay yakhrujū minan-nāri wa
mā hum bikhārijīna minhā, wa lahum ‘ażābun muqīm(un).
Mereka ingin keluar dari neraka,
tetapi tidak akan dapat keluar dari sana. Bagi mereka azab yang kekal.
38
وَالسَّارِقُ
وَالسَّارِقَةُ فَاقْطَعُوْٓا اَيْدِيَهُمَا جَزَاۤءًۢ بِمَا كَسَبَا نَكَالًا
مِّنَ اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ
Was-sāriqu was-sāriqatu faqṭa‘ū
aidiyahumā jazā'am bimā kasabā nakālam minallāh(i), wallāhu ‘azīzun ḥakīm(un).
Laki-laki maupun perempuan yang
mencuri, potonglah tangan keduanya sebagai balasan atas perbuatan yang mereka
lakukan dan sebagai siksaan dari Allah. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
39
فَمَنْ
تَابَ مِنْۢ بَعْدِ ظُلْمِهٖ وَاَصْلَحَ فَاِنَّ اللّٰهَ يَتُوْبُ عَلَيْهِ ۗاِنَّ
اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Faman tāba mim ba‘di ẓulmihī wa
aṣlaḥa fa innallāha yatūbu ‘alaih(i), innallāha gafūrur raḥīm(un).
Maka, siapa yang bertobat setelah
melakukan kezaliman dan memperbaiki diri, sesungguhnya Allah menerima tobatnya.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
40
اَلَمْ
تَعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ لَهٗ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ يُعَذِّبُ مَنْ
يَّشَاۤءُ وَيَغْفِرُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Alam ta‘lam annallāha lahū
mulkus-samāwāti wal-arḍ(i), yu‘ażżibu may yasyā'u wa yagfiru limay yasyā'(u),
wallāhu ‘alā kulli syai'in qadīr(un).
Tidakkah engkau tahu bahwa
sesungguhnya milik Allahlah kerajaan langit dan bumi? Dia menyiksa siapa yang
Dia kehendaki dan mengampuni siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu.
41
۞
يٰٓاَيُّهَا الرَّسُوْلُ لَا يَحْزُنْكَ الَّذِيْنَ يُسَارِعُوْنَ فِى الْكُفْرِ
مِنَ الَّذِيْنَ قَالُوْٓا اٰمَنَّا بِاَفْوَاهِهِمْ وَلَمْ تُؤْمِنْ قُلُوْبُهُمْ
ۛ وَمِنَ الَّذِيْنَ هَادُوْا ۛ سَمّٰعُوْنَ لِلْكَذِبِ سَمّٰعُوْنَ لِقَوْمٍ
اٰخَرِيْنَۙ لَمْ يَأْتُوْكَ ۗ يُحَرِّفُوْنَ الْكَلِمَ مِنْۢ بَعْدِ مَوَاضِعِهٖۚ
يَقُوْلُوْنَ اِنْ اُوْتِيْتُمْ هٰذَا فَخُذُوْهُ وَاِنْ لَّمْ تُؤْتَوْهُ
فَاحْذَرُوْا ۗوَمَنْ يُّرِدِ اللّٰهُ فِتْنَتَهٗ فَلَنْ تَمْلِكَ لَهٗ مِنَ
اللّٰهِ شَيْـًٔا ۗ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ لَمْ يُرِدِ اللّٰهُ اَنْ يُّطَهِّرَ
قُلُوْبَهُمْ ۗ لَهُمْ فِى الدُّنْيَا خِزْيٌ ۖوَّلَهُمْ فِى الْاٰخِرَةِ عَذَابٌ
عَظِيْمٌ
Yā ayyuhar-rasūlu lā
yaḥzunkal-lażīna yusāri‘ūna fil-kufri minal-lażīna qālū āmannā bi'afwāhihim wa
lam tu'min qulūbuhum - wa minal-lażīna hādū - sammā‘ūna lil-każibi sammā‘ūna
liqaumin ākharīna lam ya'tūk(a), yuḥarrifūnal-kalima mim ba‘di mawāḍi‘ih(ī),
yaqūlūna in ūtītum hāżā fa khużhu wa illam tu'tauhu faḥżarū, wa may
yuridillāhu fitnatahū falan tamlika lahū minallāhi syai'ā(n), ulā'ikal-lażīna
lam yuridillāhu ay yuṭahhira qulūbahum, lahum fid-dun-yā khizyuw wa lahum
fil-ākhirati ‘ażābun ‘aẓīm(un).
Wahai Rasul (Muhammad), janganlah
engkau disedihkan oleh orang-orang yang bersegera dalam kekufuran, yaitu
orang-orang (munafik) yang mengatakan dengan mulut mereka, “Kami telah
beriman,” padahal hati mereka belum beriman, dan juga orang-orang Yahudi.
(Mereka adalah) orang-orang yang sangat suka mendengar (berita-berita) bohong
lagi sangat suka mendengar (perkataan-perkataan) orang lain yang belum pernah
datang kepadamu. Mereka mengubah firman-firman (Allah) setelah berada di
tempat-tempat yang (sebenar)-nya. Mereka mengatakan, “Jika ini yang diberikan
kepada kamu, terimalah. Jika kamu diberi yang bukan ini, hati-hatilah.” Siapa
yang dikehendaki Allah kesesatannya, maka sekali-kali engkau tidak akan mampu
menolak sesuatu pun dari Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak
hendak menyucikan hati mereka. Di dunia mereka mendapat kehinaan dan di akhirat
akan mendapat azab yang sangat berat.
42
سَمّٰعُوْنَ
لِلْكَذِبِ اَكّٰلُوْنَ لِلسُّحْتِۗ فَاِنْ جَاۤءُوْكَ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ اَوْ
اَعْرِضْ عَنْهُمْ ۚوَاِنْ تُعْرِضْ عَنْهُمْ فَلَنْ يَّضُرُّوْكَ شَيْـًٔا ۗ
وَاِنْ حَكَمْتَ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِالْقِسْطِۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ
الْمُقْسِطِيْنَ
Sammā‘ūna lil-każibi akkālūna
lis-suḥt(i), fa in jā'ūka faḥkum bainahum au a‘riḍ ‘anhum, wa in tu‘riḍ ‘anhum
falay yaḍurrūka syai'ā(n), wa in ḥakamta faḥkum bainahum bil-qisṭ(i), innallāha
yuḥibbul-muqsiṭīn(a).
Mereka (orang-orang Yahudi itu)
sangat suka mendengar berita bohong lagi banyak memakan makanan yang haram.
Maka, jika mereka datang kepadamu (Nabi Muhammad untuk meminta putusan),
berilah putusan di antara mereka atau berpalinglah dari mereka. Jika engkau
berpaling, mereka tidak akan membahayakanmu sedikit pun. Akan tetapi, jika
engkau memutuskan (perkara mereka), putuskanlah dengan adil. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang adil.
43
وَكَيْفَ
يُحَكِّمُوْنَكَ وَعِنْدَهُمُ التَّوْرٰىةُ فِيْهَا حُكْمُ اللّٰهِ ثُمَّ
يَتَوَلَّوْنَ مِنْۢ بَعْدِ ذٰلِكَ ۗوَمَآ اُولٰۤىِٕكَ بِالْمُؤْمِنِيْنَ ࣖ
Wa kaifa yuḥakkimūnaka wa
‘indahumut-taurātu fīhā ḥukmullāhi ṡumma yatawallauna mim ba‘di żālik(a), wa mā
ulā'ika bil-mu'minīn(a).
Bagaimana mereka menjadikanmu
sebagai hakim mereka, sedangkan mereka mempunyai Taurat yang di dalamnya (ada)
hukum Allah, kemudian mereka berpaling (dari putusanmu) setelah itu? Mereka benar-benar
bukanlah orang-orang mukmin.