Audio Surat Saba 1-54
1
اَلْحَمْدُ
لِلّٰهِ الَّذِيْ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ وَلَهُ الْحَمْدُ
فِى الْاٰخِرَةِۗ وَهُوَ الْحَكِيْمُ الْخَبِيْرُ
Al-ḥamdu lillāhil-lażī lahū mā
fis-samāwāti wa mā fil-arḍi wa lahul-ḥamdu fil-ākhirah(ti), wa
huwal-ḥakīmul-khabīr(u).
Segala puji bagi Allah yang memiliki
segala yang di langit dan yang di bumi serta bagi-Nya segala puji di akhirat.
Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Teliti.
2
يَعْلَمُ
مَا يَلِجُ فِى الْاَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاۤءِ
وَمَا يَعْرُجُ فِيْهَاۗ وَهُوَ الرَّحِيْمُ الْغَفُوْرُ
Ya‘lamu mā yaliju fil-arḍi wa mā
yakhruju minhā wa mā yanzilu minas-samā'i wa mā ya‘ruju fīhā, wa
huwar-raḥīmul-gafūr(u).
Dia mengetahui apa yang masuk ke
dalam bumi, apa yang keluar darinya, apa yang turun dari langit dan apa yang
naik kepadanya. Dialah Yang Maha Penyayang lagi Maha Pengampun.
3
وَقَالَ
الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَا تَأْتِيْنَا السَّاعَةُ ۗقُلْ بَلٰى وَرَبِّيْ
لَتَأْتِيَنَّكُمْۙ عٰلِمِ الْغَيْبِۙ لَا يَعْزُبُ عَنْهُ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ فِى
السَّمٰوٰتِ وَلَا فِى الْاَرْضِ وَلَآ اَصْغَرُ مِنْ ذٰلِكَ وَلَآ اَكْبَرُ
اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍۙ
Wa qālal-lażīna kafarū lā
ta'tīnas-sā‘ah(tu), qul balā wa rabbī lata'tiyannakum, ‘ālimul-gaib(i), lā
ya‘zubu ‘anhu miṡqālu żarratin fis-samāwāti wa lā fil-arḍi wa lā aṣgaru min
żālika wa lā akbaru illā fī kitābim mubīn(in).
Orang-orang yang kufur berkata,
“Hari Kiamat itu tidak akan datang kepada kami.” Katakanlah (Nabi Muhammad),
“Pasti datang. Demi Tuhanku yang mengetahui yang gaib, kiamat itu pasti
mendatangi kamu. Tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya sekalipun seberat atom,
baik yang di langit maupun yang di bumi, yang lebih kecil daripada itu atau
yang lebih besar, kecuali semuanya ada dalam kitab yang jelas (Lauhulmahfuz).”
4
لِّيَجْزِيَ
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِۗ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ
وَّرِزْقٌ كَرِيْمٌ
Liyajziyal-lażīna āmanū wa
‘amiluṣ-ṣāliḥāt(i), ulā'ika lahum magfiratuw wa rizqun karīm(un).
Supaya Dia memberi balasan kepada
orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Mereka itulah orang-orang yang
memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia.
5
وَالَّذِيْنَ
سَعَوْ فِيْٓ اٰيٰتِنَا مُعٰجِزِيْنَ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ عَذَابٌ مِّنْ رِّجْزٍ
اَلِيْمٌ
Wal-lażīna sa‘au fī āyātinā
mu‘ājizīna ulā'ika lahum ‘ażābum mir rijzin alīm(un).
Orang-orang yang berusaha untuk
(menentang) ayat-ayat Kami dengan anggapan dapat melemahkan (Kami), mereka
itulah orang-orang yang memperoleh azab, yaitu siksa yang sangat pedih.
6
وَيَرَى
الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ اِلَيْكَ مِنْ رَّبِّكَ هُوَ
الْحَقَّۙ وَيَهْدِيْٓ اِلٰى صِرَاطِ الْعَزِيْزِ الْحَمِيْدِ
Wa yaral-lażīna ūtul-‘ilmal-lażī
unzila ilaika mir rabbika huwal-ḥaqq(a), wa yahdī ilā ṣirāṭil-‘azīzil-ḥamīd(i).
Orang-orang yang diberi ilmu
berpendapat bahwa (wahyu) yang diturunkan kepadamu (Nabi Muhammad) dari Tuhanmu
itulah yang benar dan memberi petunjuk ke jalan (Allah) Yang Maha Perkasa lagi
Maha Terpuji.
7
وَقَالَ
الَّذِيْنَ كَفَرُوْا هَلْ نَدُلُّكُمْ عَلٰى رَجُلٍ يُّنَبِّئُكُمْ اِذَا
مُزِّقْتُمْ كُلَّ مُمَزَّقٍۙ اِنَّكُمْ لَفِيْ خَلْقٍ جَدِيْدٍۚ
Wa qālal-lażīna kafarū hal
nadullukum ‘alā rajuliy yunabbi'ukum iżā muzziqtum kulla mumazzaq(in), innakum
lafī khalqin jadīd(in).
Orang-orang yang kufur berkata
(kepada teman-temannya), “Maukah kami tunjukkan kepadamu seorang laki-laki
(Nabi Muhammad) yang memberitakan kepadamu bahwa apabila badanmu telah
dihancurkan sehancur-hancurnya, sesungguhnya kamu pasti (akan dibangkitkan
kembali) dalam ciptaan yang baru.
8
اَفْتَرٰى
عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا اَمْ بِهٖ جِنَّةٌ ۗبَلِ الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
بِالْاٰخِرَةِ فِى الْعَذَابِ وَالضَّلٰلِ الْبَعِيْدِ
Aftarā ‘alallāhi każiban am bihī
jinnah(tun), balil-lażīna lā yu'minūna bil-ākhirati fil-‘ażābi
waḍ-ḍalālil-ba‘īd(i).
Apakah dia mengada-adakan kebohongan
besar terhadap Allah atau gila?” (Tidak), tetapi orang-orang yang tidak beriman
kepada akhirat itu dalam siksaan dan kesesatan yang jauh.
9
اَفَلَمْ
يَرَوْا اِلٰى مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ مِّنَ السَّمَاۤءِ
وَالْاَرْضِۗ اِنْ نَّشَأْ نَخْسِفْ بِهِمُ الْاَرْضَ اَوْ نُسْقِطْ عَلَيْهِمْ
كِسَفًا مِّنَ السَّمَاۤءِۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً لِّكُلِّ عَبْدٍ مُّنِيْبٍ
ࣖ
Afalam yarau ilā mā baina aidīhim wa
mā khalfahum minas-samā'i wal-arḍ(i), in nasya' nakhsif bihimul-arḍa au nusqiṭ
‘alaihim kisafam minas-samā'(i), inna fī żālika la'āyatal likulli ‘abdim
munīb(in).
Tidakkah mereka memperhatikan langit
dan bumi yang ada di hadapan dan di belakang mereka? Jika menghendakinya,
niscaya Kami membenamkan mereka di bumi atau menjatuhkan kepingan-kepingan
(benda-benda angkasa) dari langit di atas mereka. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran dan kekuasaan Allah) bagi
setiap hamba yang kembali (kepada-Nya).
10
۞
وَلَقَدْ اٰتَيْنَا دَاوٗدَ مِنَّا فَضْلًاۗ يٰجِبَالُ اَوِّبِيْ مَعَهٗ
وَالطَّيْرَ ۚوَاَلَنَّا لَهُ الْحَدِيْدَۙ
Wa laqad ātainā dāwūda minnā faḍlā(n),
yā jibālu awwibī ma‘ahū waṭ-ṭair(a), wa alannā lahul-ḥadīd(a).
Sungguh, benar-benar telah Kami
anugerahkan kepada Daud karunia dari Kami. (Kami berfirman), “Wahai
gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang kali bersama Daud!” Kami
telah melunakkan besi untuknya.
11
اَنِ
اعْمَلْ سٰبِغٰتٍ وَّقَدِّرْ فِى السَّرْدِ وَاعْمَلُوْا صَالِحًاۗ اِنِّيْ بِمَا
تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ
Ani‘mal sābigātiw wa qaddir
fis-sardi wa‘malū ṣāliḥā(n), innī bimā ta‘malūna baṣīr(un).
Buatlah baju-baju besi besar dan
ukurlah anyamannya serta kerjakanlah amal saleh. Sesungguhnya Aku Maha Melihat
apa yang kamu kerjakan.
12
وَلِسُلَيْمٰنَ
الرِّيْحَ غُدُوُّهَا شَهْرٌ وَّرَوَاحُهَا شَهْرٌۚ وَاَسَلْنَا لَهٗ عَيْنَ
الْقِطْرِۗ وَمِنَ الْجِنِّ مَنْ يَّعْمَلُ بَيْنَ يَدَيْهِ بِاِذْنِ رَبِّهٖۗ
وَمَنْ يَّزِغْ مِنْهُمْ عَنْ اَمْرِنَا نُذِقْهُ مِنْ عَذَابِ السَّعِيْرِ
Wa lisulaimānar-rīḥa guduwwuhā
syahruw wa rawāḥuhā syahr(un), wa asalnā lahū ‘ainal-qiṭr(i), wa minal-jinni
may ya‘malu baina yadaihi bi'iżni rabbih(ī), wa may yazig minhum ‘an amrinā
nużiqhu min ‘ażābis-sa‘īr(i).
Bagi Sulaiman (Kami tundukkan) angin
yang (jarak tempuh) perjalanannya pada waktu pagi sama dengan perjalanan
sebulan dan perjalanannya pada waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula)623) serta
Kami alirkan cairan tembaga baginya. Sebagian dari jin ada yang bekerja di
hadapannya dengan izin Tuhannya. Siapa yang menyimpang di antara mereka dari
perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab (neraka) Sa‘ir (yang apinya
menyala-nyala).
Catatan Kaki
623) Apabila Nabi Sulaiman a.s. melakukan perjalanan dari pagi
sampai dengan tengah hari, jarak yang ditempuhnya sama dengan jarak perjalanan
unta dalam sebulan.
13
يَعْمَلُوْنَ
لَهٗ مَا يَشَاۤءُ مِنْ مَّحَارِيْبَ وَتَمَاثِيْلَ وَجِفَانٍ كَالْجَوَابِ
وَقُدُوْرٍ رّٰسِيٰتٍۗ اِعْمَلُوْٓا اٰلَ دَاوٗدَ شُكْرًا ۗوَقَلِيْلٌ مِّنْ
عِبَادِيَ الشَّكُوْرُ
Ya‘malūna lahū mā yasyā'u mim
maḥārība wa tamāṡīla wa jifānin kal-jawābi wa qudūrir-rāsiyāt(in), i‘malū āla
dāwūda syukrā(n), wa qalīlum min ‘ibādiyasy-syakūr(u).
Mereka (para jin) selalu bekerja
untuk Sulaiman sesuai dengan kehendaknya. Di antaranya (membuat) gedung-gedung
tinggi, patung-patung, piring-piring (besarnya) seperti kolam dan periuk-periuk
yang tetap (di atas tungku). Bekerjalah wahai keluarga Daud untuk bersyukur.
Sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang banyak bersyukur.
14
فَلَمَّا
قَضَيْنَا عَلَيْهِ الْمَوْتَ مَا دَلَّهُمْ عَلٰى مَوْتِهٖٓ اِلَّا دَاۤبَّةُ
الْاَرْضِ تَأْكُلُ مِنْسَاَتَهٗ ۚفَلَمَّا خَرَّ تَبَيَّنَتِ الْجِنُّ اَنْ لَّوْ
كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ الْغَيْبَ مَا لَبِثُوْا فِى الْعَذَابِ الْمُهِيْنِۗ
Falammā qaḍainā ‘alaihil-mauta mā
dallahum ‘alā mautihī illā dābbatul-arḍi ta'kulu minsa'atah(ū), falammā kharra
tabayyanatil-jinnu allau kānū ya‘lamūnal-gaiba mā labiṡū fil-‘ażābil-muhīn(i).
Maka, ketika telah Kami tetapkan
kematian (Sulaiman), tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu,
kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Ketika dia telah tersungkur, jin
menyadari bahwa sekiranya mengetahui yang gaib, tentu mereka tidak berada dalam
siksa yang menghinakan.
15
لَقَدْ
كَانَ لِسَبَاٍ فِيْ مَسْكَنِهِمْ اٰيَةٌ ۚجَنَّتٰنِ عَنْ يَّمِيْنٍ وَّشِمَالٍ ەۗ
كُلُوْا مِنْ رِّزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوْا لَهٗ ۗبَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَّرَبٌّ
غَفُوْرٌ
Laqad kāna lisaba'in fī maskanihim
āyah(tun), jannatāni ‘ay yamīniw wa syimāl(in), kulū mir rizqi rabbikum
wasykurū lah(ū), baldatun ṭayyibatuw wa rabbun gafūr(un).
Sungguh, pada (kaum) Saba’
benar-benar ada suatu tanda (kebesaran dan kekuasaan Allah) di tempat kediaman
mereka, yaitu dua bidang kebun di sebelah kanan dan kiri. (Kami berpesan kepada
mereka,) “Makanlah rezeki (yang dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah
kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik (nyaman), sedangkan (Tuhanmu)
Tuhan Yang Maha Pengampun.”
16
فَاَعْرَضُوْا
فَاَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ الْعَرِمِ وَبَدَّلْنٰهُمْ بِجَنَّتَيْهِمْ
جَنَّتَيْنِ ذَوَاتَيْ اُكُلٍ خَمْطٍ وَّاَثْلٍ وَّشَيْءٍ مِّنْ سِدْرٍ قَلِيْلٍ
Fa a‘raḍū fa arsalnā ‘alaihim
sailal-‘arimi wa baddalnāhum bijannataihim jannataini żawātai ukulin khamṭiw wa
aṡliw wa syai'im min sidrin qalīl(in).
Akan tetapi, mereka berpaling
sehingga Kami datangkan kepada mereka banjir besar624) dan
Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon)
berbuah pahit, pohon asal (sejenis cemara) dan sedikit pohon sidir (bidara).
Catatan Kaki
624) Banjir besar akibat jebolnya bendungan Ma‘rib.
17
ذٰلِكَ
جَزَيْنٰهُمْ بِمَا كَفَرُوْاۗ وَهَلْ نُجٰزِيْٓ اِلَّا الْكَفُوْرَ
Żālika jazaināhum bimā kafarū, wa
hal nujāzī illal-kafūr(a).
Demikianlah, Kami balas mereka
karena kekafirannya. Kami tidak menjatuhkan azab, kecuali hanya kepada
orang-orang yang sangat kufur.
18
وَجَعَلْنَا
بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ الْقُرَى الَّتِيْ بٰرَكْنَا فِيْهَا قُرًى ظَاهِرَةً وَّقَدَّرْنَا
فِيْهَا السَّيْرَۗ سِيْرُوْا فِيْهَا لَيَالِيَ وَاَيَّامًا اٰمِنِيْنَ
Wa ja‘alnā bainahum wa
bainal-qural-latī bāraknā fīhā quran ẓāhirataw wa qaddarnā fihas-sair(a), sīrū
fīhā layāliya wa ayyāman āminīn(a).
Kami jadikan antara mereka dan
negeri-negeri yang Kami berkahi (Syam) beberapa negeri yang berdekatan dan Kami
tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak) perjalanan. Berjalanlah kamu di
negeri-negeri itu pada malam dan siang hari dengan aman.625)
Catatan Kaki
625) Negeri Syam yang terkenal subur dan negeri-negeri lain yang
terletak di antara Yaman dan Syam. Orang dapat berjalan dengan mudah dan aman
pada siang dan malam hari tanpa harus berhenti di padang pasir.
19
فَقَالُوْا
رَبَّنَا بٰعِدْ بَيْنَ اَسْفَارِنَا وَظَلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ فَجَعَلْنٰهُمْ
اَحَادِيْثَ وَمَزَّقْنٰهُمْ كُلَّ مُمَزَّقٍۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ
لِّكُلِّ صَبَّارٍ شَكُوْرٍ
Fa qālū rabbanā bā‘id baina asfārinā
wa ẓalamū anfusahum fa ja‘alnāhum aḥādīṡa wa mazzaqnāhum kulla mumazzaq(in),
inna fī żālika la'āyātil likulli ṣabbārin syakūr(in).
Mereka berkata, “Ya Tuhan kami,
jauhkanlah jarak perjalanan kami,”626) dan (mereka) menzalimi diri
sendiri. Kami jadikan mereka buah bibir dan Kami hancurkan mereka
sehancur-hancurnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda (kebesaran dan kekuasaan Allah) bagi setiap orang yang sangat sabar
lagi sangat bersyukur.
Catatan Kaki
626) Mereka meminta agar kota-kota yang berdekatan itu
dihapuskan supaya perjalanan menjadi panjang dan mereka dapat melakukan
monopoli dalam perdagangan itu sehingga memperoleh keuntungan lebih besar.
20
وَلَقَدْ
صَدَّقَ عَلَيْهِمْ اِبْلِيْسُ ظَنَّهٗ فَاتَّبَعُوْهُ اِلَّا فَرِيْقًا مِّنَ
الْمُؤْمِنِيْنَ
Wa laqad ṣaddaqa ‘alaihim iblīsu
ẓannahū fattaba‘ūhu illā farīqam minal-mu'minīn(a).
Sungguh, Iblis benar-benar telah
meyakinkan mereka terhadap kebenaran sangkaannya. Lalu, mereka mengikutinya,
kecuali sebagian dari orang-orang mukmin.
21
وَمَا
كَانَ لَهٗ عَلَيْهِمْ مِّنْ سُلْطَانٍ اِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يُّؤْمِنُ
بِالْاٰخِرَةِ مِمَّنْ هُوَ مِنْهَا فِيْ شَكٍّ ۗوَرَبُّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ
حَفِيْظٌ ࣖ
Wa mā kāna lahū ‘alaihim min
sulṭānin illā lina‘lama may yu'minu bil-ākhirati mimman huwa minhā fī
syakk(in), wa rabbuka ‘alā kulli syai'in ḥafīẓ(un).
Tidak ada kekuasaan (Iblis) terhadap
mereka, kecuali agar Kami dapat membedakan siapa yang beriman pada akhirat dan
siapa yang ragu-ragu tentang (akhirat) itu. Tuhanmu Maha Memelihara segala
sesuatu.
22
قُلِ
ادْعُوا الَّذِيْنَ زَعَمْتُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِۚ لَا يَمْلِكُوْنَ مِثْقَالَ
ذَرَّةٍ فِى السَّمٰوٰتِ وَلَا فِى الْاَرْضِ وَمَا لَهُمْ فِيْهِمَا مِنْ شِرْكٍ
وَّمَا لَهٗ مِنْهُمْ مِّنْ ظَهِيْرٍ
Qulid‘ul-lażīna za‘amtum min
dūnillāh(i), lā yamlikūna miṡqāla żarratin fis-samāwāti wa lā fil-arḍi wa mā
lahum fīhimā min syirkiw wa mā lahū minhum min ẓahīr(in).
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Serulah
mereka yang kamu anggap (sebagai tuhan) selain Allah! Mereka tidak memiliki
(kekuasaan) seberat zarah pun di langit dan di bumi. Mereka juga sama sekali
tidak mempunyai peran serta dalam (penciptaan) langit dan bumi dan tidak ada di
antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya.”
23
وَلَا
تَنْفَعُ الشَّفَاعَةُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا لِمَنْ اَذِنَ لَهٗ ۗحَتّٰىٓ اِذَا
فُزِّعَ عَنْ قُلُوْبِهِمْ قَالُوْا مَاذَاۙ قَالَ رَبُّكُمْۗ قَالُوا الْحَقَّۚ
وَهُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيْرُ
Wa lā tanfa‘usy-syafā‘atu ‘indahū illā
liman ażina lah(ū), ḥattā iżā fuzzi‘a ‘an qulūbihim qālū māżā, qāla rabbukum,
qālul-ḥaqq(a), wa huwal-‘aliyyul-kabīr(u).
Tidaklah berguna syafaat
(pertolongan) di sisi-Nya, kecuali bagi orang yang diizinkan-Nya sehingga
apabila telah dihilangkan ketakutan dari hatinya, mereka berkata, “Apa yang
difirmankan Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Kebenaran.” Dialah Yang Maha Tinggi
lagi Maha Besar.627)
Catatan Kaki
627) Pemberian syafaat hanya berlaku dengan seizin Allah Swt.
Orang-orang yang akan diberi izin memberi syafaat dan yang mendapatkannya
sama-sama merasa takut dan harap-harap cemas menunggu izin Allah Swt.
24
۞
قُلْ مَنْ يَّرْزُقُكُمْ مِّنَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ قُلِ اللّٰهُ ۙوَاِنَّآ
اَوْ اِيَّاكُمْ لَعَلٰى هُدًى اَوْ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ
Qul may yarzuqukum minas-samāwāti
wal-arḍ(i), qulillāh(u), wa innā au iyyākum la‘alā hudan au fī ḍalālim
mubīn(in).
Katakanlah (Nabi Muhammad),
“Siapakah yang menganugerahkan rezeki kepadamu dari langit dan bumi?”
Katakanlah, “Allah.” Sesungguhnya kami atau kamu (orang-orang musyrik)
benar-benar berada di dalam petunjuk atau dalam kesesatan yang nyata.
25
قُلْ
لَّا تُسْـَٔلُوْنَ عَمَّآ اَجْرَمْنَا وَلَا نُسْـَٔلُ عَمَّا تَعْمَلُوْنَ
Qul lā tus'alūna ‘ammā ajramnā wa lā
nus'alu ‘ammā ta‘malūn(a).
Katakanlah, “Kamu tidak akan
dimintai pertanggungjawaban atas apa yang kami kerjakan dan kami tidak akan
dimintai pertanggungjawaban atas apa yang kamu kerjakan.”
26
قُلْ
يَجْمَعُ بَيْنَنَا رَبُّنَا ثُمَّ يَفْتَحُ بَيْنَنَا بِالْحَقِّۗ وَهُوَ
الْفَتَّاحُ الْعَلِيْمُ
Qul yajma‘u bainanā rabbunā ṡumma
yaftaḥu bainanā bil-ḥaqq(i), wa huwal-fattāḥul-‘alīm(u).
Katakanlah, “Tuhan kita (pada hari
Kiamat) akan mengumpulkan kita, kemudian memutuskan (perkara) di antara kita
dengan hak. Dialah Yang Maha Pemberi keputusan lagi Maha Mengetahui.”
27
قُلْ
اَرُوْنِيَ الَّذِيْنَ اَلْحَقْتُمْ بِهٖ شُرَكَاۤءَ كَلَّا ۗبَلْ هُوَ اللّٰهُ
الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
Qul arūniyal-lażīna alḥaqtum bihī
syurakā'a kallā, bal huwallāhul-‘azīzul-ḥakīm(u).
Katakanlah, “Perlihatkanlah kepadaku
(sesembahan) yang kamu sertakan dengan-Nya sebagai sekutu-sekutu. Tidaklah
(sama). Akan tetapi, Dialah Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
28
وَمَآ
اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا كَاۤفَّةً لِّلنَّاسِ بَشِيْرًا وَّنَذِيْرًا وَّلٰكِنَّ
اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ
Wa mā arsalnāka illā kāffatal
lin-nāsi basyīraw wa nażīraw wa lākinna akṡaran-nāsi lā ya‘lamūn(a).
Tidaklah Kami mengutus engkau (Nabi
Muhammad), kecuali kepada seluruh manusia sebagai pembawa berita gembira dan
pemberi peringatan. Akan tetapi, kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.
29
وَيَقُوْلُوْنَ
مَتٰى هٰذَا الْوَعْدُ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ
Wa yaqūlūna matā hāżal-wa‘du in
kuntum ṣādiqīn(a).
Mereka berkata, “Kapankah
(datangnya) janji ini jika kamu orang-orang benar?”
30
قُلْ
لَّكُمْ مِّيْعَادُ يَوْمٍ لَّا تَسْتَأْخِرُوْنَ عَنْهُ سَاعَةً وَّلَا
تَسْتَقْدِمُوْنَ ࣖ
Qul lakum mī‘ādu yaumil lā
tasta'khirūna ‘anhu sā‘ataw wa lā tastaqdimūn(a).
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Bagimu
ada hari yang telah dijanjikan (hari Kiamat). Kamu tidak dapat meminta
penundaan sesaat pun dan tidak pula percepatan.”
31
وَقَالَ
الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَنْ نُّؤْمِنَ بِهٰذَا الْقُرْاٰنِ وَلَا بِالَّذِيْ بَيْنَ
يَدَيْهِۗ وَلَوْ تَرٰىٓ اِذِ الظّٰلِمُوْنَ مَوْقُوْفُوْنَ عِنْدَ رَبِّهِمْۖ
يَرْجِعُ بَعْضُهُمْ اِلٰى بَعْضِ ِۨالْقَوْلَۚ يَقُوْلُ الَّذِيْنَ
اسْتُضْعِفُوْا لِلَّذِيْنَ اسْتَكْبَرُوْا لَوْلَآ اَنْتُمْ لَكُنَّا مُؤْمِنِيْنَ
Wa qālal-lażīna kafarū lan nu'mina
bihāżal-qur'āni wa lā bil-lażī baina yadaih(i), wa lau tarā iżiẓ-ẓālimūna
mauqūfūna ‘inda rabbihim, yarji‘u ba‘ḍuhum ilā ba‘ḍinil-qaul(a),
yaqūlul-lażīnastuḍ‘ifū lil-lażīnastakbarū lau lā antum lakunnā mu'minīn(a).
Orang-orang yang kufur berkata,
“Kami tidak akan pernah beriman kepada Al-Qur’an ini dan tidak (pula) kepada
(kitab) yang sebelumnya.” (Alangkah mengerikan) jika engkau (Nabi Muhammad)
melihat orang-orang zalim ketika mereka dihadapkan kepada Tuhannya (saat)
sebagian mereka mengembalikan perkataan kepada sebagian yang lain (saling
berbantah). (Para pengikut) yang dianggap lemah berkata kepada (para pemimpin)
yang menyombongkan diri, “Seandainya bukan karenamu, niscaya kami menjadi
orang-orang mukmin.”
32
قَالَ
الَّذِيْنَ اسْتَكْبَرُوْا لِلَّذِيْنَ اسْتُضْعِفُوْٓا اَنَحْنُ صَدَدْنٰكُمْ
عَنِ الْهُدٰى بَعْدَ اِذْ جَاۤءَكُمْ بَلْ كُنْتُمْ مُّجْرِمِيْنَ
Qālal-lażīnastakbarū
lil-lażīnastuḍ‘ifū anaḥnu ṣadadnākum ‘anil-hudā ba‘da iż jā'akum bal kuntum
mujrimīn(a).
(Para pemimpin) yang menyombongkan diri
berkata kepada (para pengikut) yang dianggap lemah, “Kamikah yang telah
menghalangimu untuk memperoleh petunjuk setelah ia datang kepadamu? (Tidak!)
Sebenarnya kamulah para pendurhaka.”
33
وَقَالَ
الَّذِيْنَ اسْتُضْعِفُوْا لِلَّذِيْنَ اسْتَكْبَرُوْا بَلْ مَكْرُ الَّيْلِ
وَالنَّهَارِ اِذْ تَأْمُرُوْنَنَآ اَنْ نَّكْفُرَ بِاللّٰهِ وَنَجْعَلَ لَهٗٓ
اَنْدَادًا ۗوَاَسَرُّوا النَّدَامَةَ لَمَّا رَاَوُا الْعَذَابَۗ وَجَعَلْنَا
الْاَغْلٰلَ فِيْٓ اَعْنَاقِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْاۗ هَلْ يُجْزَوْنَ اِلَّا مَا
كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
Wa qālal-lażīnastuḍ‘ifū
lil-lażīnastakbarū bal makrul-laili wan-nahāri iż ta'murūnanā an nakfura
billāhi wa naj‘ala lahū andādā(n), wa asarrun-nadāmata lammā ra'awul-‘ażāb(a),
wa ja‘alnal-aglāla fī a‘nāqil-lażīna kafarū, hal yujzauna illā mā kānū
ya‘malūn(a).
Orang-orang yang dianggap lemah
berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri, “(Tidak!) Sebenarnya tipu
daya(-mu) pada waktu malam dan siang (yang menghalangi kami) ketika kamu
menyuruh kami agar kufur kepada Allah dan menjadikan tandingan-tandingan
bagi-Nya.” (Kedua kelompok itu) menyembunyikan penyesalan ketika melihat azab
dan Kami pasangkan belenggu di leher orang-orang yang kufur. Bukankah mereka
(tidak) akan dibalas, melainkan (sesuai dengan) apa yang telah mereka kerjakan?
34
وَمَآ
اَرْسَلْنَا فِيْ قَرْيَةٍ مِّنْ نَّذِيْرٍ اِلَّا قَالَ مُتْرَفُوْهَآ ۙاِنَّا
بِمَآ اُرْسِلْتُمْ بِهٖ كٰفِرُوْنَ
Wa mā arsalnā min qaryatim min
nażīrin illā qāla mutrafūhā, innā bimā ursiltum bihī kāfirūn(a).
Tidaklah Kami utus pemberi
peringatan ke suatu negeri, kecuali orang-orang yang hidup mewah (di negeri
itu) berkata, “Sesungguhnya kami ingkar pada kerasulanmu.”
35
وَقَالُوْا
نَحْنُ اَكْثَرُ اَمْوَالًا وَّاَوْلَادًاۙ وَّمَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِيْنَ
Wa qālū naḥnu akṡaru amwālaw wa
aulādā(n), wa mā naḥnu bimu‘ażżabīn(a).
Mereka berkata, “Kami memiliki lebih
banyak harta dan anak (daripadamu) dan kami tidak akan diazab.”628)
Catatan Kaki
628) Mereka menganggap bahwa nikmat yang besar di dunia adalah
tanda keridaan Allah Swt. rida kepadanya sehingga mereka yakin tidak akan
menerima azab di akhirat.
36
قُلْ
اِنَّ رَبِّيْ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيَقْدِرُ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ
النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ ࣖ
Qul inna rabbī yabsuṭur-rizqa limay
yasyā'u wa yaqdiru wa lākinna akṡaran-nāsi lā ya‘lamūn(a).
Katakanlah (Nabi Muhammad),
“Sesungguhnya Allah melapangkan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki dan
menyempitkan(-nya). Akan tetapi, kebanyakan manusia tidak mengetahui(-nya).”
37
وَمَآ
اَمْوَالُكُمْ وَلَآ اَوْلَادُكُمْ بِالَّتِيْ تُقَرِّبُكُمْ عِنْدَنَا زُلْفٰىٓ
اِلَّا مَنْ اٰمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًاۙ فَاُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ جَزَاۤءُ الضِّعْفِ
بِمَا عَمِلُوْا وَهُمْ فِى الْغُرُفٰتِ اٰمِنُوْنَ
Wa mā amwālukum wa lā aulādukum
bil-latī tuqarribukum ‘indanā zulfā illā man āmana wa ‘amila ṣāliḥā(n),
fa'ulā'ika lahum jazā'uḍ-ḍi‘fi bimā ‘amilū wa hum fil-gurufāti āminūn(a).
Bukanlah harta atau anak-anakmu yang
mendekatkan kamu kepada Kami sedekat-dekatnya, melainkan orang yang beriman dan
beramal saleh. Mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda atas
apa yang mereka kerjakan. Mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi
(dalam surga).
38
وَالَّذِيْنَ
يَسْعَوْنَ فِيْٓ اٰيٰتِنَا مُعٰجِزِيْنَ اُولٰۤىِٕكَ فِى الْعَذَابِ مُحْضَرُوْنَ
Wal-lażīna yas‘auna fī āyātinā
mu‘ājizīna ulā'ika fil-‘ażābi muḥḍarūn(a).
Orang-orang yang berusaha
(menentang) ayat-ayat Kami untuk melemahkan (kemauan untuk beriman), mereka itu
dihadirkan di dalam azab (neraka).
39
قُلْ
اِنَّ رَبِّيْ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖ وَيَقْدِرُ
لَهٗ ۗوَمَآ اَنْفَقْتُمْ مِّنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهٗ ۚوَهُوَ خَيْرُ
الرّٰزِقِيْنَ
Qul inna rabbī yabsuṭur-rizqa limay
yasyā'u min ‘ibādihī wa yaqdiru lah(ū), wa mā anfaqtum min syai'in fahuwa
yukhlifuh(ū), wa huwa khairur-rāziqīn(a).
Katakanlah (Nabi Muhammad),
“Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki di
antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya.” Suatu apa pun yang kamu infakkan
pasti Dia akan menggantinya. Dialah sebaik-baik pemberi rezeki.
40
وَيَوْمَ
يَحْشُرُهُمْ جَمِيْعًا ثُمَّ يَقُوْلُ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اَهٰٓؤُلَاۤءِ اِيَّاكُمْ
كَانُوْا يَعْبُدُوْنَ
Wa yauma yaḥsyuruhum jamī‘an ṡumma
yaqūlu lil-malā'ikati ahā'ulā'i iyyākum kānū ya‘budūn(a).
(Ingatlah) pada hari ketika Dia
mengumpulkan mereka semua, kemudian berfirman kepada malaikat, “Apakah hanya
kepadamu selama ini mereka menyembah?”
41
قَالُوْا
سُبْحٰنَكَ اَنْتَ وَلِيُّنَا مِنْ دُوْنِهِمْ ۚبَلْ كَانُوْا يَعْبُدُوْنَ
الْجِنَّ اَكْثَرُهُمْ بِهِمْ مُّؤْمِنُوْنَ
Qālū subḥānaka anta waliyyunā min
dūnihim, bal kānū ya‘budūnal-jinna akṡaruhum bihim mu'minūn(a).
Malaikat menjawab, “Maha Suci
Engkau. Engkaulah pelindung kami, bukan mereka. Sebenarnya, mereka selalu
menyembah jin (dan) kebanyakan mereka beriman kepadanya.”
42
فَالْيَوْمَ
لَا يَمْلِكُ بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ نَّفْعًا وَّلَا ضَرًّا ۗوَنَقُوْلُ لِلَّذِيْنَ
ظَلَمُوْا ذُوْقُوْا عَذَابَ النَّارِ الَّتِيْ كُنْتُمْ بِهَا تُكَذِّبُوْنَ
Fal-yauma lā yamliku ba‘ḍukum
liba‘ḍin naf‘aw wa ḍarrā(n), wa naqūlu lil-lażīna ẓalamū żūqū
‘ażāban-nāril-latī kuntum bihā tukażżibūn(a).
Pada hari ini sebagian kamu tidak
kuasa (mendatangkan) manfaat dan (menolak) mudarat kepada sebagian yang lain.
Kami katakan kepada orang-orang yang zalim, “Rasakanlah olehmu azab neraka yang
selalu kamu dustakan!”
43
وَاِذَا
تُتْلٰى عَلَيْهِمْ اٰيٰتُنَا بَيِّنٰتٍ قَالُوْا مَا هٰذَآ اِلَّا رَجُلٌ
يُّرِيْدُ اَنْ يَّصُدَّكُمْ عَمَّا كَانَ يَعْبُدُ اٰبَاۤؤُكُمْ ۚوَقَالُوْا مَا
هٰذَآ اِلَّآ اِفْكٌ مُّفْتَرًىۗ وَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِلْحَقِّ لَمَّا
جَاۤءَهُمْۙ اِنْ هٰذَآ اِلَّا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ
Wa iżā tutlā ‘alaihim āyātunā
bayyinātin qālū mā hāżā illā rajuluy yurīdu ay yaṣuddakum ‘ammā kāna ya‘budu
ābā'ukum, wa qālū mā hāżā illā ifkum muftarā(n), wa qālal-lażīna kafarū
lil-ḥaqqi lammā jā'ahum, in hāżā illā siḥrum mubīn(un).
Apabila dibacakan kepada mereka
ayat-ayat Kami yang terang, mereka berkata, “Orang ini tidak lain hanya ingin
menghalang-halangi kamu dari apa yang biasa disembah oleh nenek moyangmu.”
Mereka berkata, “(Al-Qur’an) ini tidak lain hanyalah kebohongan yang
diada-adakan saja.” Orang-orang yang kufur berkata tentang kebenaran
(Al-Qur’an) ketika ia datang kepada mereka, “Ini tidak lain hanyalah sihir yang
nyata.”
44
وَمَآ
اٰتَيْنٰهُمْ مِّنْ كُتُبٍ يَّدْرُسُوْنَهَا وَمَآ اَرْسَلْنَآ اِلَيْهِمْ
قَبْلَكَ مِنْ نَّذِيْرٍۗ
Wa mā ātaināhum min kutubiy
yadrusūnahā wa mā arsalnā ilaihim qablaka min nażīr(in).
Tidaklah Kami berikan kepada mereka
kitab apa pun yang mereka pelajari dan tidak (pula) Kami utus seorang pemberi
peringatan kepada mereka sebelum engkau (Nabi Muhammad).
45
وَكَذَّبَ
الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْۙ وَمَا بَلَغُوْا مِعْشَارَ مَآ اٰتَيْنٰهُمْ
فَكَذَّبُوْا رُسُلِيْۗ فَكَيْفَ كَانَ نَكِيْرِ ࣖ
Wa każżabal-lażīna min qablihim, wa
mā balagū mi‘syāra mā ātaināhum fakażżabū rusulī, fakaifa kāna nakīr(i).
Orang-orang sebelum mereka (kafir
Makkah) telah mendustakan (para rasul). Padahal, mereka (kafir Makkah) itu
belum sampai (menerima) sepersepuluh dari apa (nikmat) yang telah Kami
anugerahkan kepada orang-orang terdahulu itu, lalu mereka mendustakan para rasul-Ku.
Maka, (lihatlah) bagaimana dahsyatnya akibat kemurkaan-Ku.